Berita 20200121143639 Penapublik.jpg
Read Time:2 Minute, 59 Second

Ciawi, PenaPublik.com – Pengelolaan sampah di Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor memang belum terlihat disetiap sudut Desanya, warga masih mengandalkan cara-cara konvensional untuk menyentuh masalah sampah. Sebagai contoh melalui dibakar, meski hal tersebut tentu tidaklah baik terhadap lingkungan mengingat asap pembakaran merupakan polusi dan pencemaran bagi udara.

Belum lama ini Pemdes Jambuluwuk berkolaborasi dengan beberapa pihak seperti Komunitas dan perusahaan yang punya konsen terhadap lingkungan, meluncurkan sebuah program inovasi penanganan sampah, agar menjadi alternatif bagi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Dalam acara yang digelar di sebuah aula milik SMK Sumpah Pemuda yang lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa Jambuluwuk, Muspika Kecamatan Ciawi hadir ditengah-tengah para tamu undangan, hampir semua Ketua RT dan RW serta perwakilan lembaga Desa juga nampak terlihat dilokasi.

Program itu adalah Bank Sampah berbasis Informasi dan Teknologi (IT), Pemdes Jambuluwuk yang sejatinya telah memiliki sistem pelayanan online, akan menggunakan fitur baru untuk urusan Bank Sampah tersebut, dimana masyarakat dapat lebih mudah melakukan pelayanan baik untuk menabung sampah, maupun mengajukan pelayanan administrasi kependudukan.

Pengelolaan program ini didesain berbasis masyarakat sehingga keterlibatan warga Desa Jambuluwuk menjadi sangat penting dan dominan yakni melalui Komunitas Masyarakat Cinta Lingkungan atau Kimscil.

Tidak tanggung-tanggung, unit Bank Sampah akan disiapkan disetiap wilayah RT yang ada, terhitung ada 16 wilayah RT menjadi target pembentukan Bank Sampah ini, semua unit yang dibangun nantinya akan terintegrasi melalui sebuah Aplikasi bernama SIPADE (Sistem Informasi Pelayanan Desa).

Sampah yang dapat ditabung masyarakat melaui Bank Sampah ini adalah jenis An-organik, bertujuan guna menekan populasi sampah dan mendukung misi Panca Karsa Bupati Bogor, Disamping itu pula program ini membawa Slogan “Tina Runtah Janten Berkah” atau berarti “Dari Sampah Jadi Berkah”.

Program tersebut di apresiasi dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Desa Jambuluwuk hingga Camat dan Kapolsek serta Pendamping Desa Ciawi. Bahkan, mereka mengaku bangga dengan dibentuknya Komunitas Kimscil tersebut. Sebab, dengan lahirnya komunitas ini maka persoalan sampah diwilayahnya dapat teratasi, atau minimal dapat mengurangi volume sampah yang selama ini menjadi masalah bersama.

H. Agus Hasan Slamet, Camat Ciawi menyampaikan bahwa komunitas ini harus berjalan konsisten. Artinya, setelah dibentuk jangan hanya sesaat tetapi aksinya harus konsisten dalam menangani populasi sampah.

“Saya sangat bangga dengan dibentuknya Komunitas Kimscil ini, tapi saya juga menyampaikan setelah dibentuk ini bukan hanya seremoni saja tetapi harus betul-betul aksi untuk menjaga lingkungan di wilayah kita semua,” ucap Agus Hasan dihadapan komunitas Kimscil dan Kades Jambu Luwuk Mulyana.

Kapoksek Ciawi Turut Support Komunitas Pegiat Lingkungan

Agus memaparkan, bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor dengan Program Panca Karsa-nya saat ini sedang mengupayakan langkah-langkah dalam penanganan sampah. Untuk itu, program yang digagas Kimscil ini merupakan satu tujuan yang harus bersama-sama dilakukan demi menjaga lingkungan yang bersih.

Ia juga menambahkan, Bank sampah berbasis android ini menjadi program pertama yang ada diwilayahnya, Tak pelak dirinya pun akan mensupport atau mendukung program bank sampah ini.

“Sebelumnya saya sudah kenal komunitas yang aktif mengelola sampah yaitu komunitas Pepeling melalui kang Ofik, dan sekarang komunitas tersebut memiliki pergerakan dengan membentuk komunitas Kimscil yang aktif di wilayah kami. Terima kasih kepada Pepeling dan juga Kimscil, semoga kita terus bersinergi dalam penanganan sampah,” paparnya.

Hal senada dikatakan Kompol Sahroni Kuswandi, Kapolsek Ciawi, Pihaknya turut mendukung dan mensupport upaya para pegiat lingkungan diwilayah Desa Jambuluwuk khususnya dan Kecamatan Ciawi pada umumnya.

“Pertama kami ikut mendo’akan mudah-mudahan program ini bisa berjalan sesuai dengan arahan dan yang kedua i’tikad baik dari para pemrakarsa ini mari kita sama-sama support. Ada istilah nyanyian itu dimulai dari hal yang terkecil lebih dahulu seperti niat dari diri sendiri, lingkungan keluarga, RT/RW hingga kepada Pemerintah secara umum.” pungkasnya.

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine + seven =