Penulis : Adeas
PENAPUBLIK.COM – Meskipun pentingnya kehadiran digital bagi desa-desa sangatlah jelas, fenomena yang mengejutkan terjadi di mana beberapa pemerintah desa enggan untuk benar-benar terbuka dan transparan dalam hal ini. Kekhawatiran akan terlalu terbuka, ketidakmampuan teknis, atau bahkan ketidaktahuan mengenai potensi yang ada mungkin menjadi beberapa faktor di balik keengganan ini.
Tantangan Kultur dan Kebiasaan Lama
Pemerintah desa sering kali beroperasi dalam lingkungan yang didominasi oleh budaya dan kebiasaan lama. Konsep terbuka dan transparan mungkin masih terasa asing bagi beberapa pemimpin desa yang telah terbiasa dengan model kepemimpinan yang otoriter dan tertutup. Mereka mungkin menganggap bahwa dengan memperluas kehadiran mereka ke ranah digital, mereka akan kehilangan kendali atau terlalu terbuka terhadap kritik.
Ketidakmampuan Teknis dan Sumber Daya Terbatas
Ada upaya yang strategis untuk melakukan keterbukaan, salah satu diantaranya yakni dengan memanfaatkan Website. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan dan pemeliharaan website membutuhkan keterampilan teknis dan sumber daya yang tidak selalu tersedia di setiap pemerintah desa. Kurangnya pengetahuan tentang cara membangun dan mengelola website, serta keterbatasan dana untuk menyewa ahli atau melatih staf, dapat menjadi penghalang yang signifikan dalam upaya untuk menciptakan kehadiran digital yang efektif.
Ketidaktahuan Akan Potensi dan Manfaatnya
Beberapa pemimpin desa mungkin juga tidak sepenuhnya memahami potensi dan manfaat yang dapat mereka dapatkan dari kehadiran digital. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa website desa bukan hanya alat untuk mempublikasikan informasi, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat, mempromosikan desa kepada dunia luar, serta memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya.
Mendorong Perubahan: Edukasi dan Dukungan
Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan yang holistik diperlukan. Pemerintah pusat dan lembaga non-pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dan sumber daya finansial untuk membantu pemerintah desa dalam membangun dan mengelola website mereka. Selain itu, program edukasi dan pelatihan juga dapat digelar untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam hal teknologi informasi dan komunikasi.
Mengubah Paradigma Menuju Keterbukaan dan Transparansi
Pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti secara konsisten. Oleh karena itu, melalui pendidikan dan advokasi, paradigma yang lebih terbuka dan transparan dalam pemerintahan desa dapat diperkenalkan dan diterapkan. Ini bukan hanya tentang membangun website, tetapi tentang mengubah budaya dan praktik kerja menuju yang lebih inklusif dan partisipatif.
Masa Depan Terbuka dan Terkoneksi
Dalam pandangan jangka panjang, pemerintah desa yang terbuka dan terkoneksi akan menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat mereka. Dengan mendorong pemerintah desa untuk merangkul kehadiran digital, kita dapat membantu membangun desa-desa yang lebih dinamis, inklusif, dan berkelanjutan di era digital ini.