Cisarua Puncak.png
Read Time:1 Minute, 2 Second

CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Pembongkaran tahap dua terhadap 196 unit bangunan liar dan tak berizin dibeberapa titik dikawasan Puncak mulai Gantole hingga Warpat menyisakan kisah pilu dan memprihatinkan terlebih bagi kaum yang tergolong rakyat kecil.

Hanya tangis dan rasa tabah yang mendalam menguatkan mereka,”Entah kami mau usaha apalagi setelah kios kami dibongkar, kami hanya bisa pasrah,” ucap Enih, salah seorang warga Puncak sambil mengais bayinya dengan berkas surat-surat berharga ditangannya berjalan diantara kepingan dan reruntuhan bangunan liar yang sudah rata berkalang tanah.

Apa yang dirasakan wanita paruh baya tersebut mungkin juga dirasakan oleh puluhan warga lainnya yang memang memiliki mata pencaharian yang sama.

Wanita Paruh Baya Terlihat Lunglai Sambil Mengais Bayinya Melintas Diantara Reruntuhan Puing Bangunan Liar di Puncak.

“Ternyata kita belum bisa merdeka dan keadilan belum sepenuhnya dirasakan,” ungkap Enih.

Sementara itu sekumpulan warga yang didominasi kaum Ibu lainnya berteriak lantang agar Pol PP atau Pemkab Bogor tidak tebang pilih terhadap pengusaha di Puncak yang memiliki banyak uang dan bangunan yang berdiri tegak serta kokoh, Namun gagal dieksekusi.

Meski diantaranya restoran yang cukup besar berhasil dibongkar Pol PP Kabupaten Bogor tanpa perlawanan yang berarti.

“Hayo rungkadkeun deui (bongkar lagi-red) Pak, Biar adil jangan tebang pilih.” teriak lantang kaum Ibu. (Fik/Redaksi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fourteen − thirteen =