Ganjil Genap Di Kota Bogor Ini Kata Ketua Phri Dan Forkopimda.jpg
Read Time:3 Minute, 44 Second

BOGOR, PENAPUBLIK.COM – Forkopimda Kota Bogor dan Satgas Covid-19 Kota Bogor, sepakat memperpanjang kebijakan ganjil genap pada akhir pekan ini yang akan gelar pada hari Sabtu-Minggu. Meskipun, Kebijakan ganjil genap itu pun masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat sehingga berdampak pada beberapa sektor terutama sektor ekonomi.

Mengulas lebih jauh tentang kebijakan ganjil genap dan efektivitasnya, terhadap penurunan kasus Covid-19 Kota Bogor dan siasat pengusaha untuk tetap survive, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor yang juga koordinator Komisi 4 DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin dan perwakilan dari pengusaha yakni Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay menghadiri diskusi publik, yang diadakan oleh Pokwan DPRD Kota Bogor dalam kegiatan Podcast Sowan, Pada Rabu (17/2).

Diskusi publik tersebut dipandu oleh host Aldo Herman yang menanyakan berbagai hal diantaranya terkait efektivitas ganjil genap, dampak kepada masyarakat, sektor ekonomi selain menerima masukan dari masyarakat yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD Jenal Mutaqin.

Saat Diskusi Publik Forkopimda

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan, tentang konteks penerapan kebijakan ganjil genap dikarenakan angka kasus Covid-19 khususnya di Kota Bogor sempat mencapai puncak, Untuk itu kata dia perlu ada strategi untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19.

Menurutnya, Ada berbagai pilihan kebijakan diantaranya adalah penerapan ganjil genap.

“Karena kalau kita telaah data menunjukan bahwa klaster pertama adalah klaster keluarga, kedua adalah klaster dari luar kota jadi intinya adalah warga yang punya mobilitas keluar kota atau masuk ke dalam Bogor menulari keluarga sehingga keluarga meledak jadi kuncinya adalah menekan mobilitas,” terangnya.

Bima mengklaim, Bahwa kebijakan tersebut berhasil menurunkan kasus Covid-19 secara signifikan.

“Data menunjukan pada tanggal 6 Februari kasus di Bogor mencapai puncak 180 perhari, Di tanggal 15 Februari kemarin turun menjadi 105, belum pernah terjadi sebelumnya penurunan kasus secara signifikan di masa pandemi Kota Bogor. Jadi pertama mobilitas berkurang kedua laju positif juga berhasil ditekan,” urainya.

Terkait dampak terhadap ekonomi masih kata Bima, Ia menegaskan bahwa ganjil genap bukanlah lockdown sehingga masyarakat masih bisa menjalankan mobilitas asal sesuai dengan kebijakan ganjil genap.

Terlebih saat ini kebijakan ganjil genap hanya berlaku dihari Sabtu dan Minggu hanya pada pukul 09.00 hingga pukul 18.00 WIB.

Ditempat yang sama, Yuno Abeta Lahay, Ketua PHRI Kota Bogor menuturkan bahwa kebijakan ganjil genap sangat memberi pengaruh terhadap tingkat kunjungan hotel terlebih di minggu kedua saat akhir pekan Minggu lalu.

Namun ketika mendengar informasi kebijakan ganjil genap diperpanjang, para hotel pun membuat kreasi dengan memanfaatkan ganjil genap sebagai konten atau item promosi.

“Sejak kemarin diperpanjang itu muncul kreatifitasnya justru identitas atau item ganjil genap dijadikan oleh teman-teman menjadi sebuah promosi, contoh promo ganjil genap di tanggal ganjil harga ganjil, ditanggal genap harga genap, dan ada ini lebih gila lagi, bagi mobil yang bisa lolos ganjil genap ditanggal ganjil dapat diskon ekstra bisa lolos bisa ekstra angle promo karena kita promo diskon abis-abisan,” tuturnya.

Terkait keamanan dan kenyamanan serta kebersihan di dalam hotel Yuno memastikan bahwa standart hotel sudah sesuai dengan sertifikasi kementerian dalam bentuk CHSE.

Sementara itu Jenal Mutaqin, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Pihaknya menyoroti beberapa hal terkait kebijakan ganjil genap diantaranya adalah mengenai sosialisasi dan edukasi serta vaksinasi juga data Covid-19.

Ia menilai, masyarakat lebih takut kepada aturan daripada Covid-19 itu sendiri.

“Karena dari dulu Pemkot melakukan sosialisasi dan edukasi serta sosialisai tidak berpengaruh dan terus meroket terus malah mereka berkerumun, Nah kali ini ketegasan Polri dengan ganjil genap sanksi atau denda dan bisa sampai kena denda kedepannya ini bukti bahwa warga lebih takut terhadap aturan bukan karena covid faktanya ya ketika ganjil genap ini ya penurunan angka lalu lintas di Bogor cukup lengang,” ujarnya.

Dirinya berharap, Agar kebijakan ganjil genap tersampaikan kepada masyarakat, kebijakan tersebut tidak hanya inovasi diawal-awal bahkan bukan rekayasa atau skenario pimpinan atau Forkopimda semata tetapi ini upaya yang ternyata berhasil karena memang selama ini belum pernah ada capaian yang positif terhadap penurunan angka covid 19 di Kota Bogor.

Terkait data Covid-19 Jenal juga meminta ada paparan yang jelas terkait jumlah penambahan orang yang terkonfirmasi positif.

Diantaranya adalah penjelasan berapa jumlah kasus positif dari orang yang melakukan swab dihari yang sama.

“Kan kita enggak tahu jadi ukuran penurunan angka covid itu publik harus betul-betul paham dan mengerti bukan data yang asal-asalan, tapi yang memang secara statistik dinas kesehatan tim gugus tugas dan lain-lainnya. Saya harap masyarakat bisa prihatin terhadap laju covid ini semoga mudah-mudahan opsi yang bisa dijadikan penyeimbang antara kesehatan tetap kita lindungi usaha tetap berjalan.” tandasnya. (FIK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − 4 =