2024 05 02 22 08 01.png.jpg
Read Time:2 Minute, 33 Second

CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Sehari jelang May Day, Forkopimcam diantaranya Danramil, Kapolsek dan Camat bersama Ketua MUI Kecamatan Cisarua didampingi Satpol PP mendatangi pengelola wisata Pakis Hills Ecopark Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua melakukan musyawarah berkaitan dengan patung wanita Bali, Dewi Kencana dimana dalam sepekan terakhir sempat menjadi trending topic di kalangan warga.

Diketahui, Kunjungan Forkopimcam dan Ketua MUI tersebut merupakan aspirasi atau permintaan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama serta warga masyarakat beberapa waktu sebelumnya terkait keberadaan patung Dewi Kencana di area wisata Pakis Hills diserahkan kepada pihak Muspika Kecamatan.

Sebagai hak jawab atau klarifikasi dari Humas mewakili pengelola Pakis Hills Ecopark Puncak, Jatnika menuturkan bahwa pihaknya berterima kasih dan memohon maaf jika ada pro dan kontra dalam sepekan terakhir ini terkait pendirian patung wanita Bali, Dewi Kencana yang berada dilokasi wisata tersebut.

Pihaknya juga memohon keadilan dari pemerintah setempat dan tokoh masyarakat terkait berdirinya patung Dewi Kencana. Jika patung tersebut harus dibongkar, mereka meminta agar patung-patung lain di wilayah jalur Puncak juga dibongkar untuk menjaga keadilan.

Patung Dewi Kencana di Pakis Hills Puncak Berbahan Dasar Anyaman Bambu dan Plastik Fiber.

“Patung Dewi Kencana dibuat diarea itu semata-mata hanya untuk menarik destinasi wisata di Pakis Hills, bukan untuk tujuan lain,” terangnya.

Sementara itu, Heri Risnandar, Camat Cisarua menuturkan bahwa kedatangannya bersama Forkopimcam dan Ketua MUI untuk silaturahmi dan mendengar klarifikasi dari pihak Pakis Hills yang viral di media sosial akhir-akhir ini dan mendapat sorotan berbagai kalangan.

Pihak Muspika menyarankan agar pihak Pakis Hills melakukan upaya klarifikasi dengan memberikan informasi secara utuh mengenai filosofi dan tujuan patung tersebut. Mereka juga diminta memberikan keterangan bahwa patung tersebut merupakan karya seni yang tidak permanen dan hanya sebagai area spot selfie.

“Tidak ada tujuan lain, kami hanya ingin pihak manajemen melengkapi proses perijinan dan memberikan keterangan secara detail atau utuh bahwa patung itu merupakan karya seni yang tidak permanen juga hanya sebagai area spot selfie saja,” papar Heri.

Ditempat yang sama, Mayor Inf Tb Eka Purnama, Danramil 0621-10/ Cisarua menyampaikan dengan adanya patung Dewi Kencana diarea Pakis Hills, warga dan tokoh masyarakat harus bisa memilah dan memilih tentang kegunaan patung tersebut.

“Alhamdulillah saat ini dihadapan kita semua hadir Ketua MUI Kecamatan Cisarua Abah Rahmat dimana akan memberikan pandangannya terkait keberadaan patung Dewi Kencana di Pakis Hills. Nanti kita dengarkan dengan seksama dan kita bisa bertabayyun terlebih dahulu,” tutur Bang Tebe sapaan akrabnya.

Hal senada Kompol Eddy Santosa, Kapolsek Cisarua memberikan saran kepada pengelola harus bijak dalam menerima keberadaan patung tersebut agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah tersebut.

“Mudah-mudahan dengan musyawarah ini kita semua bisa mengambil hikmah dan lebih mengedepankan sikap tabayyun sehingga wilayah kita kondusif,” harapnya.

K.H Rahmat, Ketua MUI Kecamatan Cisarua juga menegaskan bahwa pihaknya akan menyikapi dengan bijak keberadaan patung tersebut.

Menurutnya, patung tersebut tidak mengganggu keyakinan umat dan hanya untuk menarik wisata di area wisata Pakis Hills.

“Semua pasti ada hikmahnya dengan apa yang jadi sorotan kemarin dan pengelola Wisata Pakis Hills diingatkan untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan agama.” tandasnya. (FIK/Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eleven + eleven =