CIAWI, PENAPUBLIK.COM – Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) UNIDA Ciawi, Kabupaten Bogor saat ini tengah mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pengembangan UMKM berbahan baku bambu.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para pengrajin dan pengepul besek dari wilayah RT 04, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi. Salah satu tujuannya dalam rangka meningkatkan perekonomian di Desa, Mahasiswa KKN-T UNIDA Bogor berhasil memperkenalkan inovasi digital marketing dengan menghadirkan produk “BESEK” ke pasar online.
Kegiatan tersebut mendapat dukungan dan apresiasi dari Bapak Beben, selaku RT 04 Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Ia menyampaikan rasa senang dan terbantu atas inisiatif mahasiswa dalam mengembangkan UMKM di daerahnya.
Terlebih lagi, masyarakat setempat sebelumnya hanya menjual kerajinan anyaman “BESEK” kepada pengepul dengan keuntungan yang terbatas.
“Bentuk pengabdian mahasiswa di RT 04 ini, khususnya dalam pengembangan UMKM, menjadi terbantu. Saya mewakili Pemerintah Desa Cibedug mengajak serta untuk mengembangkan Pasar Online, dan semoga ini bisa mendorong perekonomian UMKM serta ekonomi warga setempat,” ungkap Beben Ketua RT 04.
Ditempat yang sama, Fiqih Maulana, Ketua Kelompok KKN-T UNIDA Bogor, menyampaikan bahwa inisiatif pengembangan ini bertujuan untuk mendukung UMKM setempat dalam memasarkan produk secara online.
Di era digitalisasi saat ini, pemanfaatan media online sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Terlebih lagi, produk “BESEK” dengan bahan baku bambu mudah ditemukan dan menjadi penyokong perekonomian.
Dewi, Salah seorang warga setempat memberikan respon positif terhadap inovasi tersebut.
Dengan adanya program pengembangan ini, ia merasa sangat terbantu dalam memasarkan hasil anyamannya secara lebih efektif.
“Selama 10 tahun ini, saya membuat kerajinan anyaman untuk mengisi waktu luang di rumah dan membantu pemasukan suami, meskipun pendapatannya tidak signifikan,” ucapnya.
Kedatangan para mahasiswa KKN UNIDA kata Dewi sangat membantu dalam hal pemasaran, karena sebelumnya hasil anyaman hanya dijual ke pengepul dengan harga 15 ribu/100 pcs besek.
Dengan adanya dukungan dan respon positif dari masyarakat setempat, Ia berharap pengembangan inovasi digital marketing ini akan semakin memperkuat ekonomi UMKM dan meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
“Melalui kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah daerah, diharapkan lebih banyak lagi inisiatif semacam ini akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.” pungkasnya. (Bagoes/FIK)