CIAWI, PENAPUBLIK.COM – Berita terkait pemandangan mengharukan sekaligus tak elok dilihat tepat dihari iedul fitri 1444 hijriah di sepanjangan jalur Jalan Raya Puncak Ciawi dan sekitar pasar menjadi sorotan berbagai kalangan.
Pasalnya banyak penumpukan sampah dan kayu bekas dari PKL yang berdiri di atas selokan di tepi Jalan Raya.
Tumpukan sampah berbagai jenis terutama berbahan plastik tersebut disinyalir berasal dari sisa para penjual yang menjajakan barang dagangannya menjelang Hari Raya Iedul Fitri 1444 hijriah.
“Sangat disayangkan setelah jualan selesai sampah-nya tidak di rapihkan dan dibersihkan kembali, tentu ini menjadi pemandangan buruk bahkan kumuh tak indah dipandang mata. Mana slogan Panca Karsa Tegar Beriman-nya kalau kondisi seperti ini,” ungkap Yaumil Akbar, Salah seorang warga Puncak.
Dirinya mengaku heran manakala kejadian tersebut berulang-ulang disetiap tahun disaat bulan suci ramadhan menjelang hari Raya Iedul Fitri tiba.
“Saya heran lihat situasi seperti ini dimana terjadi tiap tahun dijalur Nasional. Entahlah atas ijin siapa dan kemana retribusi tempat tersebut jadi lahan PKL?. Mesti ada yang bertanggung jawab nih,” tandasnya.
Sementara itu menurut Azet Basuni, Sekjen Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) mengatakan bahwa tradisi tahunan jangan sampai hilang karena ini bisa jadi investasi yang menggairahkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Namun demikian kata Azet, Hal tersebut mesti dikelola dengan baik dengan melibatkan seluruh elemen.
“Ya saya membaca di Whatsapp Grup bahwa ada 9 unsur yang mengelola pasar dadakan jelang lebaran 1444 hijriah rutin tiap tahun diarea itu dikolela dibawah komando KNPI dan Karang Taruna melibatkan unsur Ormas didalamnya. Tapi harus sadar juga setelah itu ya soal kebersihan lingkungannya,” kata Azet.
Masih kata Azet, Sebelumnya sudah ada sidak bahkan himbauan dari Pol PP Kabupaten Bogor.
“Himbauan Pemerintah melalui penegak Perda seharusnya juga diikuti oleh para pedagang. Jadi bukan berarti boleh berjualan diarea tersebut tapi setelahnya meninggalkan kesemrawutan lingkungan dan sampah berserakan. Ini kan miris ya apalagi Ciawi ini kan gerbang pariwisata Puncak. Melihat kondisi seperti itu jadi prihatin. Jangan sampai slogan Ciawi Tersenyum menjadi Menangis?.” pungkasnya penuh harap. (Fik)