Megamendung, PenaPublik.com – Teriakan dan yel-yel dari paguyuban Puncak Ngahiji dengan slogan “Kami Bangga Jadi Orang Puncak” cukup menggema di area Cafe Kopi Lao, Jalan Raya Puncak, Megamendung, Pada Senin siang (20/1/2020). Kegiatan silaturahmi sekaligus musyawarah akbar yang digagas tersebut sejatinya memang berupaya ingin mempererat kembali tali persaudaraan sesama warga yang tergabung dalam Paguyuban Puncak Ngahiji dengan diisi berbagai macam elemen kemasyarakatan.
Sejatinya paguyuban Puncak Ngahiji yang dibentuk dan didirikan pada medio 2017 lalu melalui para aktivis dan warga masyarakat yang mewakili pada awalnya didominasi 3 wilayah Kecamatan yakni Cisarua, Megamendung dan Ciawi namun seiring berjalan waktu perwakilan dari wilayah Kecamatan khususnya Bogor Selatan. Paguyuban tersebut murni sebagai suatu wadah dalam upaya menjaga kearifan lokal tanpa memandang golongan apapun dan ras manapun.
Menurut Azet Basuni, Pembawa acara sekaligus penggagas kegiatan mengingatkan kepada para rekan-rekan serta tamu undangan bahwa kondisi Puncak dan sekitarnya saat ini dibutuhkan orang-orang yang punya komitmen dalam menjaga wilayah Puncak. Sebuah pergerakan moral dari para aktivis dan pegiat lingkungan hidup yang saat ini sudah dikatakan hampir punah.
“Kita harus bangga menjadi warga Puncak dari manapun asal kita, Karena kalo bukan kita yang menjaga lalu siapa lagi? Sejak dibentuk gerakan ini sebagai wadah silaturahmi dan bentuk kebersamaan yang didalamnya di isi berbagai macam elemen masyarakat. Pergerakan moral ini semangatnya sering kita gelorakan,” tutur Azet warga Gadog Megamendung.
Hal senada dikatakan Ujang Pucuk, Salah seorang penggagas dan pendiri Paguyuban Puncak Ngahiji mengaku bahwa paguyuban tersebut dibangun pada tahun 2017 lalu bersama rekan-rekan sesama warga Puncak agar senantiasa mampu menjaga marwah silaturahmi.
“Puncak Ngahiji bukan sebuah organisasi, bukan pula LSM akan tetapi Puncak Ngahiji adalah sebagai paguyuban warga masyarakat Puncak dari berbagai macam golongan. Seluruh aktivis yang peduli lingkungan Puncak, kita akomodir semua elemen. Biarkan Puncak Ngahiji mengalir seperti air bila perlu dilestarikan seperti di era 80/90-an silam.” pungkasnya.
Reporter : Taufik Hidayat