Temukan 5 Spesies Primata Endemik Penapublik
Read Time:1 Minute, 39 Second

Cisarua, PenaPublik.com – Taman Safari Indonesia (TSI) bersama Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam kurun waktu hampir 20 tahun ini menjalin sinergitas dan memperkuat kerjasama serta berupaya memberikan kontribusi terhadap pengembangan dunia pendidikan terutama satwa liar.  Dari kerjasama tersebut sedikitnya 5 primata endemik ditemukan di Kepulauan Mentawai yang harus dilindungi.

Menurut Huda Darusman, Kepala Pusat Studi Satwa Primata (PSSP – IPB) yang ditemui usai acara Advisory Board Meeting Primate Reseacrh Center IPB University bertempat di Royal Safari Garden mengatakan 5 spesies primata yang dianggap langka itu seperti Simakobu atau Monyet Ekor Babi (Simias Concolor), Bokkoi atau Beruk Mentawai (Macaca Pagensis), Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani), Bilou atau siamang Kerdil (Hylobates Klosii).

Menurut pihaknya, Taman Nasional Siberut di Kepulauan Mentawai memiliki beberapa spesies primata endemik yang belum diteliti. Oleh sebab itu, kerjasama dengan TSI akan rencana-nya akan membangun dan melaksanakan program konservasi untuk 5 spesies primata endemik di Kepulauan Mentawai.

“Kalau ini benar-benar dipelajari, berhasil menunjukan ke orang-orang sebagai produk edukasi, mereka akan lebih menghargai Indonesia sebagai Negara besar. Tidak perlu pergi ke Amazon mencari hewan-hewan aneh di Indonesia lebih banyak, setidaknya 5 spesies sudah ditemukan dan itu masih terus kita pelajari apakah ada keragaman genetik yang lainnya. Kami bersyukur dapat support penuh dari TSI,” tuturnya, Pada Rabu (23/10/2019).

Hal senada dikatakan Jansen Manansang, Direktur Taman Safari Indonesia, Program konservasi di Kepulauan Mentawai adalah program besar, program nasional yang mendunia. Pihaknya terus fokus melakukan penelitian lapangan tentang populasi dan habitat primata endemik di sana.

“Saat ini kami masih fokus mencarikan data terkait primata dari Mentawai ini. Kemarin kami sudah berhasil menemukan beberapa penyakit primata,” ungkapnya.

Masih kata Jansen, Pihaknya mengaku bahwa kerjasama dengan PSSP IPB ini terjalin setidaknya sudah hampir 20 tahun lamanya.

” Ya cukup baguslah kerjasama ini, ditambah pula hari ini kita adakan training menghadirkan 2 orang Profesor dari Eropa dan Amerika. Untuk training ini dari PSSP lah yang support dokter-dokter di kita sampai naik kualiti-nya.” pungkas Jansen.

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − ten =