Cisarua, PenaPublik.com – Sejak didirikan pada 1986 silam, Taman Safari Indonesia (TSI) Group memang fokus pada upaya konservasi satwa liar yang populasinya mulai terdesak bahkan nyaris punah. Untuk diketahui, Ada ribuan spesies hewan di Dunia yang terancam habitatnya.Dalam rangka itulah TSI ingin mengambil peran dengan merawat dan mengembangbiakkan satwa endemik Indonesia sebagai warisan berharga setidaknya bagi generasi mendatang.
Salah satu upaya-upaya yang dilakukan TSI turut serta memelihara konservasi keberadaan satwa yakni menyelenggarakan IAPC yang bekerjasama dengan Canon PT. Datascrip. Sudah hampir 4 bulan rangkaian acara International Animal Photo Competition (IAPC) 2019 dilangsungkan, Ribuan peserta yang ikut berpartisipasi sejak acara pembukaan yang bertempat di Jakarta Aquarium pada 27 Juli lalu, Kemudian roadshow di Bali Safari dan Marine Park (24 Agustus), Taman Safari Bogor (14 September) dan Taman Safari Prigen pada 12 Oktober 2019. Kali ini puncak perhelatan akbar tersebut digelar Royal Safari Garden, Jalan Raya Puncak nomor 601, Cisarua, Kabupaten Bogor, Pada Sabtu siang (9/11).
Perlombaan yang sifatnya berlaku untuk umum dan masyarakat luas termasuk bagi para pegiat photographer bahkan ada yang datang dari negara tetangga ini terdapat dua kategori diantaranya kategori umum, Dimana para peserta bisa mengambil photo satwa dari mana saja dan ada juga kategori Taman Safari, yang mana photo satwa diambil dilingkungan Taman Safari Indonesia Group.
Menurut Hans Manansang, Ketua penyelenggara IAPC 2019 yang juga Deputy Director TSI dalam jumpa pers-nya mengatakan bahwa pihaknya melibatkan dan mengajak serta masyarakat umum terutama yang hobby atau para penggiat photographer menjadi ambassador sekaligus ikut serta menggugah tentang pentingnya konservasi keberadaan satwa-satwa di Indonesia terutama satwa yang dilindungi.
“Ada peningkatan yang cukup signifikan sekitar 30 persen di 2019 ini dibanding tahun sebelumnya,Kami merasa bangga dengan tingkat partisipasi penyelenggaraan IAPC ini itu artinya semakin banyak orang yang makin peduli terhadap konservasi satwa-satwa langka,” ucapnya bangga.
Hans menambahkan, Para peserta yang mengikuti lomba tahun 2019 ini total 1.500 orang tetapi jumlah foto-nya sudah mencapai 16.000 dan hasil karya para peserta sungguh luar biasa. Diakuinya, Memang sekarang ini lebih menitikberatkan kepada pendekatan emosional dimana hubungan antara manusia dengan keberadaan satwa itu lebih ditonjolkan.
“Photo-photo yang ditampilkan inilah yang akan berbicara tentang keberadaan satwa yang ada dan bagaimana masyarakat bisa berpartisipasi untuk memelihara keberadaan satwa-satwa, baik yang ada di alam maupun di lembaga konservasi,” terangnya.
Hal senada dikatakan Sintra Wong, Division Manager CANON PT. Datascrip pihaknya mengaku diantara kedua-nya secara bersamaan membawa visi yang sama dan jika melihat dari benang merahnya sama-sama turut serta berupaya melestarikan lingkungan dan juga satwa. Menurutnya, Untuk diketahui juga bahwa photo ini pada esensi-nya adalah sebuah alat untuk merekam waktu. Jadi apapun yang terjadi itu hanya bisa diabadikan dengan sebuah photo.
“Kami bekerjasama dengan TSI ini sudah lebih dari 10 tahun jadi penyelenggaraan lomba photo satwa ini sangat unik dan sangat jarang ditemukan, Selama 29 tahun TSI konsisten dalam memelihara konservasi lingkungan dan keberadaan satwa tentu kami mendukung visi dan misi yang dilakukan. Dibuktikan juga dengan antusias masyarakat secara umum yang mengikuti perlombaan photo-photo satwa yang bisa kita lihat bersama-sama disini.” pungkasnya.
Reporter : Taufik Hidayat