Tamansari, PenaPublik.com – Setu Tamansari yang berada diwilayah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Disambangi oleh tim BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pusat Jakarta juga dari PSDA Provinsi. Kunjungan tersebut dalam rangka menindaklanjuti surat permohonan Pemerintah Desa Tamansari.
Menurut Sunandar, Kepala Desa Tamansari saat ditemui PenaPublik mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan surat rekomendasi untuk izin pengelolaan Setu, Karena salah satu ikon Tamansari ini berada di dalam di bawah naungan BBWS Cilieung-Cisadane.
“Supaya leluasa pengelolaan ini sebagai potensi wisata, kita ingin perizinan dan mendapatkan legalitas resmi sehingga tidak ada aturan yang disalahi. Nah, tadi hasil kunjungan tim dari BBWS sudah menyaksikan keadaan dilapangan seperti apa termasuk kendala-kendalanya seperti apa. Selanjutnya beliau-beliau itu akan memberikan rekomendasi teknis pengelolaan nanti-nya seperti apa,” terangnya pada Selasa (30/06).
Masih kata Sunandar, Ia menyadari saat ini masih ada kendala-kendala secara teknis terutama debit air yang hanya mengandalkan curah hujan dan masalah turap.
“Seharusnya disaat tidak ada curah hujan pun kita ingin debit air tetap normal, salah satunya adalah mencari mata air yang katanya dulu ditengah danau sempat diupayakan untuk bisa digali kembali. Menggali mata air yang ada di setu ini. Kemudian turap, karena turap ini diindikasi sudah banyak air yang bocor. Sudah debit air kecil, tidak ada yang masuk terus turap-turap tersebut pun bocor,” paparnya.
Pihaknya juga meminta arahan barangkali ada link yang bisa ajukan untuk mengajukan permohonan rehab turapnya. Adanya keinginan di revitalisasi suatu saat nanti? Dirinya bersama lembaga termasuk LPM berupaya semaksimal mungkin karena ini akan menjadi icon wisata di Desa Tamansari.
“Kita inginnya benar-benar memaksimalkan pengelolaannya, baik itu sarana maupun prasarana-nya. Tadinya tidak berfungsi kita ingin fungsikan lagi, yang kurang baik kita perbaiki tanpa adanya aturan. Makanya beliau-beliau menyampaikan akan ada rekomendasi teknis terkait pengelolaannya nanti,” jelasnya.
Menurutnya, ketika curah hujan tinggi ini kan pembuangan air yang aktif cuma satu, Dari tiga pembuangan air yang aktif cuma satu, dua titik tidak berfungsi dan itu juga akan dimintakan arahan dan meminta bantuan untuk mengaktifkan kembali pintu-pintu pembuangan air di sebelah Barat dan Selatan.
“Air Setu ini datangnya ada dari Hulu sungai Ciapus lalu mengalir ke saluran sungai kecil namanya Cipeteuy, Nah sungai Cipeteuy lah satu-satunya sumber air yang mengalir ke Setu Tamansari ini,” tuturnya.
Jika keadaan normal dan puncaknya curah hujan sebelum surut air Setu Tamansari bisa mencapai ketinggian tiga meter, tapi sekarang paling setengah meter lagi. Apalagi kalo ditengah itu pendangkalan yang parah, kalo di pinggir dulu pernah di keruk paling sekitar satu meter,” jelas Sunandar yang semula berprofesi sebagai tenaga pengajar.
Dirinya berharap agar BBWS bisa segera menurunkan izin rekomendasi, baik secara teknis pengelolaannya terlebih lagi akan menghadapi musim kemarau, Sehingga ini berdampak pada debit air yang semakin surut.
“Kami sedang pikirkan bersama teman-teman di lembaga dan juga pengurus Desa Wisata gimana caranya ketika musim kemarau ini tetap menjadi potensi wisata. Jadi konsepnya tetap kepada wahana air, Mudah-mudahan pihak BBWS segera menindaklanjuti keinginan kami,” ucapnya.
Ditempat yang sama Dede Suhendar, Ketua LPM menuturkan pada prinsipnya sama dengan Kades Tamansari bahwa sebagai warga benar-benar sangat berharap terhadap revitalisasi Setu Tamansari, Dirinya berharap setelah disurvey dan ditinjau pihak BBWS serta PSDA tadi itu suatu saat akan segera terealisasi.
“Mudah-mudahan segala sesuatunya berjalan lancar dan izin rekomendasi kita dapatkan sehingga pengelolaannya nanti semakin menguatkan Setu ini sebagai ikon favorit di Desa Tamansari khususnya.” pungkas Dede penuh harap.
Reporter : Taufik Hidayat