20230815002026.jpg
Read Time:1 Minute, 51 Second

SUKARAJA, PENAPUBLIK.COM – Pemerintah Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor bisa dikatakan satu-satunya desa yang tidak melibatkan keluarga maupun saudara dalam mengelola manajemen sebuah pemerintahan.

Seperti diketahui, biasanya seorang kepala desa jika terpilih selalu membawa saudara untuk menjadi bagian dalam mengelola pemerintahan. Namun, di desa yang lokasinya berbatasan dengan Kota Bogor ini tak ada satupun saudara yang dilibatkan, termasuk tim suksesnya sendiri.

Kepala Desa Sukaraja, Asep Aos mengatakan, tidak dilibatkannya saudara atau keluarga karena dirinya ingin membangun sebuah pemerintahan yang sehat dan bersih. Disamping itu, ingin mengajarkan bagaimana cara bekerja yang profesional.

“Yang namanya saudara atau keluarga, biasanya kan suka ada hal-hal yang mungkin pekerjaan itu tidak profesional. Makanya, saya ambil sikap ini karena pemerintahan itu harus dibentuk manajemen yang sehat, dan kalau sistem yang sehat memang harus seperti itu,,” kata Asep Aos di kantornya, Senin (14/8/2023).

Dia pun menegaskan, dari 416 desa yang ada di Kabupaten Bogor dan yang berani mengambil sikap untuk tidak melibatkan saudara termasuk tim sukses hanya Desa Sukaraja.

“Setelah saya dilantik sebagai kepala desa, tidak ada satupun saudara yang saya libatkan, baik itu adik saya, kakak saya, keponakan, sepupu maupun saudara dari istri saya, termasuk timses. Yang saya libatkan hanyalah istri saya dan itu merupakan hal yang wajib, karena istri sebagai ketua PKK di desa yang saya pimpin,” tegasnya.

Ia menuturkan, seluruh perangkat desa yang ada sini merupakan orang-orang lama, dan tidak ada satupun yang dikeluarkan, yang ada hanya rotasi dan itu pun hasil evaluasi yang selama ini dilakukan olehnya.

“Saya menilai bahwa perangkat desa yang lama masih mumpuni, sehingga masih saya pertahankan. Saya hanya lakukan evaluasi, jika tidak sesuai, paling saya rotasi,” ujarnya.

Kemudian perihal timses, kata dia, sampai detik ini masih setia walaupun tidak dilibatkan di dalam manajemen pemerintah desa, dan timses yang ia bentuk sampai hari ini tidak dibubarkan.

“Timses saya namanya Sukaraja Bangkit, dan sampai hari ini enggak saya bubarkan. Mereka masih ada, dan saya ciptakan mereka sebagai oposisi,” katanya.

Dia mengatakan, oposisi yang dimaksud adalah memberi keleluasaan timses untuk mengkritik dirinya, namun kritiknya tentu harus kritik membangun demi desa Sukaraja lebih baik lagi ke depan.

“Timses saya ciptakan oposisi, karena untuk kontroling. Saya bersedia di kritik, tapi kritik yang membangun bukan secara personal.” tutupnya. (Herry/Fik/Wan/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 + twelve =