SUBANG, PENAPUBLIK.COM – Bus Pariwisata Trans Putera Fajar bernopol AD 7523 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, Jawa Barat mengalami kecelakaan di Jalan Raya tepatnya di Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Pada Sabtu sekitar pukul 18.45 WIB (11/05).
Menurut Aznal, S.H,M.H, Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI menerangkan pada saat kejadian, Bus sedang mengarah dari Bandung menuju Subang. Kemudian Bus tersebut tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur yang berlawanan serta bahu jalan, sehingga bus terguling. Diduga kecelakaan tersebut karena adanya rem blong pada bus.
“Pada peristiwa ini jumlah korban jiwa serta korban luka-luka belum dapat dipastikan karena masih dalam proses evakuasi. Korban dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan di antaranya RSUD Ciereng, RS Hamori, Puskesmas Jalan Cagak, dan Puskesmas Palasari,” tutur Aznal, Pada Sabtu malam (11/05).
Lanjutnya kata Aznal, atas peristiwa tersebut, Ditjen Hubdat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.
“Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” tambahnya.
Aznal menegaskan, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.
“Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone,” paparnya.
Atas peristiwa tersebut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan turut berduka cita atas kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu kemarin.
Aznal juga mengatakan Ditjen Hubdat menyayangkan masih adanya bus pariwisata yang tidak memenuhi syarat teknis dan ketentuan yang berlaku dalam menjalan operasinya.
Sampai sabtu dini hari tercatat 11 orang meninggal dunia terdiri 9 orang pelajar dan 1 orang guru SMK Lingga Kencana Depok serta seorang warga setempat yang tertabrak bus saat mengendarai motor.
Para korban meninggal dunia sesuai informasi yang didapat diantaranya Ade Nabila (P), Mahesa (L), Desy Yulianti (P), Intan Fauziah (L), Dimas Aditya (L), Robbiatul (P), Ahmad Fauzi (L), Intan Rahmawati (P), Supra Yogi (Guru, 65 th), Tiara (P) dan Raka (L) warga Cibogo Subang (pengendara motor).
Untuk korban luka berat tercatat atas nama Ahmad fauzi, Juliana, Dewa Pandudi, Muhamad Ssaban, Fauzi Andriansyah, M. Fahmi, Robi Kurniawan , Gerai Ramadhan, Samsu Ramadhan, Fauziah, Meta, Triana wihartanti, Titin, Nindi dan Suci. Zulfikar Razman (19) Limo asal Depok, Muhammad Amiluhdin (19) asal Pancoran Mas Depok, Haikal Firmansyah (18) asal PancoranMas Depok, dan Sofian (30) warga Belendung Cibogo Subang.
Kemudian untuk korban luka ringan tercatat atas nama Arianova, Yavieri, Damar, Fahrurozi, Sadira (Guru), M Rizkyi, Devi Lestari, Nadia Putri, Mona Anisa Fitri, Nadia Farina, Monica Rahayu, Rani Iktaviani, Reviana, M Faturahman, Rizky Putra Nugraha, Kurnia Adi Dharma, Moh Edi Gunawan (18) asal Depok, Haikal (18) asal Depok, Muhamad Amiludin (19) asal Depok, Moh Dwi Prasetio (18) asal Depok, Sapitri (18) asal Depok, Saeful Fahri (17) asal Depok, Arinopa (18) asal Depok, Ega Rahmadani (18) asal Depok, Abdul Hamid (17) asal Depok, Pipi (18) asal Depok, Moh Rapi (19) asal Depo, Dikri Mujaki (17) asal Depok, Johan (17) asal Depok, Zulfikar (19) asal Depok dan Adawiah (45) asal Bojong Gede Depok (Guru).
(Redaksi)