Citeko.png
Read Time:2 Minute, 13 Second

CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Sekumpulan orang yang tergabung dalam kelembagaan dan Pemerintahan serta komunitas masyarakat relawan kebencanaan diantaranya perwakilan dari CRS Indonesia, BPBD Kabupaten Bogor, FPRB, KSB, Tagana, PMI Ketua RT dan RW Desa Citeko, Rapi, Orari, dan elemen lainnya termasuk BMKG menggelar kegiatan sosialisasi perencanaan kontingensi tahun 2024 dalam upaya untuk mempersiapkan tanggap darurat dan menghadapi situasi yang mungkin terjadi dimana tidak dapat dipastikan kejadiannya.

Kegiatan tersebut diprakarsai LPBI-NU Jawa Barat digelar di Aula Kantor Desa Citeko, Kecamatan Cisarua pada Kamis (5/12/2024).

Rencana kontingensi tersebut mencakup strategi mitigasi untuk mengurangi resiko dan dampak bencana, prosedur tanggap darurat untuk menghadapi situasi bencana, serta rencana pemulihan agar lebih cepat tertangani juga efektif pasca bencana.

Mewakili pemerintahan Kecamatan Cisarua dan Pemerintah Desa Citeko, Ridwan mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu undangan serta mensupport sekaligus mengapresiasi upaya yang dilakukan LPBI-NU dalam kiprah dan peran sertanya di wilayah Desa Citeko khususnya dan Kecamatan Cisarua pada umumnya.

“Syukur alhamdulillah pada hari ini kita semua dapat hadir dalam kegiatan perencanaan kontingensi dalam upaya mempersiapkan tanggap darurat terlebih lagi wilayah Kecamatan Cisarua pada umumnya menjadi salah daerah yang dikenal rawan bencana. Saya mewakili Pemerintah Kecamatan mengucapkan terima kasih dan mendukung upaya dari rekan-rekan para relawan serta dari LPBI-NU sebagai penggagas kegiatan,” tuturnya pada Kamis (5/12/2024).

Sesi Photo Bersama Usai Kegiatan pada Kamis (5/12/2024).

Ditempat yang sama, Isma, perwakilan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Citeko mengatakan bahwa kegiatan perencanaan kontingensi adalah suatu upaya untuk melakukan kegiatan dalam penanganan tanggap darurat, Jika keadaan mendesak dan terjadi bencana.

Melalui rencana kontingensi ini kata Isma, Pihaknya menyusun strategi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi kemungkinan bencana dengan langkah-langkah yang konkrit serta terencana.

“Mudah-mudahan wilayah Desa Citeko khususnya dan Kecamatan Cisarua senantiasa aman dari bencana. Tahapan-tahapan nanti akan kita lakukan seperti pemetaan Desa digital yang bisa di akses oleh Bapak dan Ibu diruangan ini,” tuturnya.

Sementara itu, Alex, Koordinator LPBI-NU Jawa Barat mengatakan bahwa Desa Citeko termasuk salah satu wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam, terutama bencana gempa bumi.

Berdasarkan catatan sejarah kata Alex, Kawasan tersebut pernah mengalami beberapa kali gempa bumi, bahkan terasa ketika gempa bumi Cianjur pada tahun 2022 yang lalu.

Selain ancaman bencana gempa bumi kata Alex, Desa Citeko juga menghadapi risiko bencana lainnya seperti banjir bandang, angin puting beliung dan longsor.

“Iya selain kondisi geografis dan topografis didaerah ini, ditambah juga dengan perubahan iklim yang semakin tidak menentu sehingga memperburuk potensi terjadinya bencana alam. Mudah-mudahan kita semua dilindungi dari segala bencana.” pungkasnya penuh ekspektasi.

Selain sosialisasi, Dilokasi nampak terlihat pula sesi kegiatan simulasi kesiapsiagaan, penanganan dan penanggulangan bencana.

Reporter : Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 + nine =