BOGOR, PENAPUBLIK.COM – Organisasi Kemahasiswaan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Bogor, Menggelar audiensi dengan Prof. Dr. H. Bibin Rubini, M.Pd, Rektor Universitas Pakuan Bogor membahas terkait maraknya kasus kekerasan pelecehan seksual di beberapa Perguruan Tinggi dan terbitnya Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang pencegahan, penanganan kekerasan seksual dilingkungan Perguruan Tinggi. Kegiatan digelar pada Senin (7/2/2022).
PMKRI mendorong agar tidak terjadi di beberapa perguruan tinggi di Indonesia terlebih khusus di Kota Bogor ataupun di kampus Universitas Pakuan, karena ini masalah yang perlu disikapi secara bersama-sama.
Ferdinandus Wali Ate, Ketua Presidium PMKRI Cabang Bogor, mengucapkan terima kasih kepada pihak Rektorat Universitas Pakuan yang telah menyambut dan merespon maksud dan tujuannya.
Menurutnya, Selain bersilaturahmi hal lainnya adalah membangun sinergitas dan kolaborasi. Bukan hanya eksistensi dalam organisasi. Namun, sinergitas dan kolaborasi yang dijunjung tinggi.
“Adanya sinergi antara Universitas Pakuan dan PMKRI diharapkan akan melahirkan mahasiswa intelektual yang berkontribusi terhadap kampus baik dalam hal akademik maupun non akademik. Mengedepankan kearifan lokal yakni Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh, Silih Wangi,” tuturnya.
Dalam pergerakannya kata Ferdi, PMKRI terus berupaya mengedepankan nilai-nilai yang menjadi landasan tiga merah PMKRI dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dengan menanamkan nilai-nilai tentang nasionalisme Bangsa.
“Kami berharap PMKRI dengan Universitas Pakuan Bogor bisa bekerjasama dalam berbagai bidang terutama dalam hal membangun Sumber Daya Manusia yang unggul dan profesional. Jika kita lihat, hari ini, Universitas Pakuan Bogor sangat terbuka dengan semua elemen terutama terbuka terhadap kalangan organisasi pemuda dan mahasiswa. Keterbukaan ini tentu signal yang baik karena bisa menghasilkan kolaborasi hebat, dari kolaborasi ini akan lahir gagasan progresif yang akan berdampak untuk kemajuan Universitas Pakuan tercinta. Khususnya bidang perguruan tinggi, kemahasiswaan dan kepemudaan,” paparnya.
Ditempat yang sama Prof. Dr. H. Bibin Rubini, M.Pd. Rektor Universitas Pakuan Bogor, Mengucapkan terima kasih dan sangat menyambut baik kehadiran rekan-rekan Pengurus DPC PMKRI Cabang Bogor karena sudah mengambil langkah yang baik dalam melakukan audiensi yang baik dan membahas terkait isu yang sedang hangat dan menjadi sorotan bersama yang harus menjadi koloborasi bersama untuk mencegah agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.
“Kita harus melihat pandangan kita untuk masa depan sebagai kaum milineal. Mengedepankan nilai-nilai akademik harus menjunjung tinggi nilai dasar kemanusiaan, sebagai makhluk sosial kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran,” ujar Prof Bibin.
Ia menambahkan, Bahwa kasus pelecehan seksual bisa terjadi bila dilihat terus atau terlalu lama di pandang ini akan berdampak tidak menyenangkan bagi mahasiswa, Dosen maupun Guru
Seorang dosen, seorang guru juga masyarakat luas pada umumnya.
“Sebagai Rektor Universitas Pakuan, Saya akan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku yang berbuat salah. Kita harus bertindak tentang persoalan kekerasan seksual ini,” tegasnya.
Sementara itu Oktefianus Gulo, Selaku Presidium Pengembangan Organisasi (PPO), Kasus yang tidak kalah menggegerkan publik adalah kasus yang dilakukan oleh Dosen di Universitas Riau yang telah ditetapkan menjadi tersangka pencabulan pada 27 Oktober 2021 lalu.
“Pentingnya merealisasikan Permendikbud nomor 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Hal senada Yulius Balagaize, Presidium Hubungan Perguruan Tinggi (PHPT) mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak Rektorat Unpak.
“Kami siap bersinergi pada bidang kemahasiswaan demi kemaslahatan, maka kedepan dalam melaksanakan program kerja PHPT tentunya butuh support dan bantuan dari Pak Rektor,” ucapnya.
Ratna Situmorang, Anggota Pendidikan dan Kaderisasi mengaku sebagai kaum perempuan melihatnya miris sekaligus prihatin dengan kejadian-kejadian akhir ini dilingkungan Perguruan Tinggi.
“Kami mengajak serta elemen masyarakat untuk bersama melawan para pelaku kekerasan seksual di lingkungan pendidikan khususnya di kota Bogor. Terjadinya kekerasan seksual karena kurangnya edukasi dan sosialisasi, tidak akan ada akibat tanpa sebab dan tidak mungkin ada asap tanpa api,” tandasnya.
Terakhir, Diungkapkan Okto Nahak, Dirinya berharap Civitas Akademika Unniversitas Pakuan agar mampu menciptakan suasana kampus yang sangat ramah bagi mahasiswa, yang selalu mambantu mahasiswa terutama mahasiswa dari daerah-daerah.
“Kami benar-benar merasa sangat terbantu selalu membuka ruang untuk kami dan kami juga sudah mengganggap Bapak Rektor sebagai orang tua kedua kami sebagai mahasiswa perantauan.” pungkasnya. (Redaksi)
Editor : FIK