2024 11 03 05 48 43.png.jpg
Read Time:2 Minute, 23 Second

AMSTERDAM, PENAPUBLIK.COM– Kementerian Pertahanan, Pemerintah Daerah Papua, dan KBRI Den Haag menggelar forum dialog interaktif bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan masyarakat internasional di Belanda bertempat di Indonesia House Amsterdam, Belanda pada Sabtu (2/11/2024).

Forum dialog interaktif tersebut dihadiri sekitar 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat di Belanda dengan latar belakang yang bervariasi, seperti PPI Belanda dan mahasiswa asing, NGO, Lembaga think-thank, media lokal dan diaspora Indonesia.

Dialog dengan tema” Indonesia Papua Development to Promote Prosperous Growth Enhancement in the South Pacific” diantaranya menghadirkan tiga orang nara sumber yang merupakan putera asli yang lahir dan besar, berprestasi dan berkarya untuk kemajuan tanah Papua Indonesia. Ketiga-nya yakni Dr. Yacob Selvinus Fonataba, Msi., Sekda Provinsi Papua Barat, Pascal Norotouw, S.IP., MA, Msc., tokoh pemuda Papua, dan Dr. Lenis Kagoya, S.TH., M.Hum., perwakilan Lembaga Masyarakat Adat Papua (LMA).

Sebagai bagian dari kawasan Pasifik Selatan dengan populasi etnis Melanesia terbesar di dunia, Indonesia memiliki hubungan historis dan sosial budaya yang kuat dengan negara-negara Melanesia di kawasan Pasifik Selatan. Pemerintah pusat Indonesia melalui enam provinsi yang ada di Papua, berkomitmen untuk mengakselerasi pembangunan di sektor ekonomi, pembangunan manusia, kesehatan, dan pendidikan untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Papua.

“Diharapkan dengan penyediaan data faktual dan aktual yang disampaikan tentang kemajuan signifikan di Provinsi yang ada di Papua, akan memberikan informasi yang benar dan valid untuk para peserta dialog bahwa Indonesia dan Papua merupakan satu kesatuan integral yang tidak bisa dipisahkan, sehingga Indonesia dapat lebih berkontribusi positif di Kawasan Pasifik Selatan,” kata Yakob Fotanaba.

Hal senada dikatakan Lenis Kogaya, Ia menekankan bahwa terkait isu pelanggaran HAM/kekerasan, perusakan lingkungan hidup, dan marginalisasi di Papua Indonesia, Hal itu sangat tidak berdasar dan tidak memiliki fakta.

“Masyarakat Internasional perlu mendapatkan informasi yang benar dan valid serta tidak mudah percaya dengan informasi yang menyesatkan di media sosial yang selama ini didistribusikan oleh kelompok yang tidak pernah tinggal di Papua,” ujarnya.

Sementara itu selain pembangunan fisik atau infrastruktur kata Dr Yacob, Pemerintah Pusat dan Daerah juga gencar memberikan beasiswa kepada ribuan pemuda Papua, baik beasiswa pendidikan di dalam Negeri maupun luar Negeri.

“Tidak ada satupun Provinsi di Indonesia yang mendapatkan dana Otsus, ini bukti nyata bahwa Pemerintah Pusat Indonesia sangat menginginkan kemajuan untuk masyarakat Papua,” terangnya.

Dalam dialog interaktif tersebut terdapat sesi tanya jawab diantara para peserta dan mendapatkan atensi yang tinggi khususnya dari PPI dan mahasiswa lokal Belanda, diaspora, akademisi serta jurnalis di Belanda.

Beragam pertanyaan yang diajukan dapat dijawab secara jelas dan lugas oleh para nara sumber dari mulai masalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), pendayagunaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat adat untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan pembanguan di Papua, menuju Papua Cerdas, Papua Sehat dan Papua Produktif.
Banyaknya para audiens forum dialog ini yang merasa bahwa selama ini mereka mendapatkan informasi palsu dari sumber yang juga tidak berada di Papua. (Redaksi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 − thirteen =