Penapublik 20221010085342.jpg
Read Time:1 Minute, 44 Second

CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Intensitas hujan yang deras disertai petir terjadi dibeberapa titik wilayah di kawasan wisata Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada Minggu sore hingga malam hari (9/10/2022).

Dengan kejadian tersebut puluhan rumah terendam banjir, bahkan salah satu rumah tepatnya di Kampung Balekambang RT 1 RW 01, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Air meluap masuk kedalam area rumah dengan ketinggian setengah badan orang dewasa.

Arfat, Salah seorang warga RT 1 RW 01 yang rumahnya terendam banjir dengan ketinggian setengah orang dewasa mengaku kejadian tersebut sebenarnya cukup sering terjadi namun ini yang terbilang parah.

Salah Satu Rumah Warga Pasanggrahan RT 1 RW 01 Desa Citeko yang Terendam Banjir Pada Minggu Malam (9/10/2022).

“Hujan memang sangat deras tadi sore, Pas banget saya pulang kerja ada kebocoran pada dinding atau pagar tembok dari proyek pembangunan Rest Area. Air meluap dan langsung banjir menggenang dirumah kami hingga sedada orang dewasa,” terangnya pada Minggu malam (9/10/2022).

Sementara itu, Ketua RW 01 Desa Citeko, Eko Margono memaparkan, ketinggian air mencapai setengah badan orang dewasa. Adapun warga yang terendam, kini mengungsi ke lantai dua rumah mereka.

Ia menambahkan, Dahulu, Jika hujan turun sederas apapun tidak berakibat banjir separah ini.

“Ini sih paling parah ya. Sejak ada proyek pembangunan rest area banyak titik lobang air yang bocor lama-lama membesar hingga menggenang kesini kencang banget,” ucapnya.

Untuk sementara pihak keluarga mengungsi di lantai dua rumah, karena kondisi air semakin meninggi.

“Ya dibantu warga, Ketua RT, RW, Babinsa, Pol PP dan warga yang lainnya barang-barang yang masih bisa diselamatkan kita evakuasi dan amankan dulu,” paparnya.

Ditempat yang sama, Eko Nomargono, Ketua RW 01, Desa Citeko yang juga menjadi korban terdampak banjir menjelaskan bahwa intensitas hujan sangat deras ditambah adanya proyek pengerjaan rest area.

“Ada cut and fill juga didepan pagar tembok ini, air mengalir menggenang rumah warga termasuk kami. Saya bersama warga disini memohon agar proyek tersebut dihentikan dulu mengingat kami sangat khawatir hal yang tidak diinginkan lebih besar akan terjadi. Agar pemilik lahan atau pemborong di proyek itu juga mau bertanggungjawab terhadap kami warga disini.” tandasnya. (Ftw/One)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 3 =