Cisarua, PenaPublik.com – “Sudah cukup lama juga warga masyarakat Kelurahan Cisarua mendambakan rembug atau musyawarah terkait permasalahan lingkungan, Khususnya kami selaku warga di RW 05 dan alhamdulillah hari ini bisa ngariung bersama Pemerintah Kelurahan, Lembaga Kemasyarakatan terlebih lagi dihadiri oleh Pak Camat. Pemkel yang sekarang sepertinya sudah mulai membuka ruang berdiskusi dengan warga tidak seperti yang dahulu,” begitu penggalan kalimat yang dilontarkan salah satu warga dari kalangan kepemudaan di RT 02/05, Kelurahan Cisarua saat dimintai tanggapan terkait rembug warga yang bertempat di Madrasah Diniyah (MI) Al-Islahiyah RT 2 RW 05, Kelurahan Cisarua pada Selasa siang (29/09).
Saat tim PenaPublik berada dilokasi kegiatan rembug atau musyawarah warga nampak sekumpulan orang duduk bersila sambil menikmati hidangan ala kadarnya ditambah secangkir kopi menambah suasana hangat penuh keakraban diantara warga, Unsur Pemerintahan mulai dari Lurah, Seklur, Kasi Pem, Kasi Ekbang, Kadus dan Lembaga lainnya pun hadir.
Sementara itu menurut Deden Andi Azhar, Kasi Ekbang Kelurahan Cisarua, secara kebetulan dirinya bersama Lurah dan Kasi Pemerintahan yang belum lama dilantik dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya berupaya mengakomodir kepentingan dan aspirasi warga masyarakat khususnya diwilayah RW 05 dan wilayah lainnya secara umum sekaligus juga mengakhiri kegiatan roadshow atau keliling RW serta perencanaan pembangunan untuk Tahun 2021 yang akan datang.
“Mari kita bareng-bareng membangun komunikasi baik dengan semua warga dan juga pihak pengusaha, ini tentu hari ini menjadi sejarah bagi kita semua warga Kelurahan Cisarua bisa kumpul silaturahmi atau rembug warga meskipun masih dalam suasana pandemi covid-19,” ucapnya pada Selasa (29/09).
Hal senada dikatakan H. Deni Humaedi, Camat Cisarua yang ditemui seusai kegiatan mengapresiasi atas upaya Pemerintah Kelurahan Cisarua dalam mengomodir aspirasi warga-nya terkait permasalahan-permasalahan sekecil apapun bisa dikomunikasikan dengan sebaik mungkin.
“Ya, Jika masyarakat itu mengadu apapun bahasa-nya kita harus mengucapkan terima kasih artinya masih menganggap kita ada. Oleh karenanya kita harus quick respon atau gercep dan mengidentifikasi satu persatu serta bagaimana mencari solusi dari permasalahan tersebut,” tuturnya.
Namun dari itu Ia juga berharap kepada warga masyarakat agar tidak berprasangka negatif atau curiga terlebih dahulu.
“Dibuka aja inti permasalahannya lalu inventarisir dan bicarakan sama-sama, identify satu persatu cari lebih dulu yang termudah dan kalau semuanya terkondisikan sih inshaa Allah,” pintanya.
Masih kata Deni, Tambahnya, Konsep atau pola membiasakan komunikasi merupakan jalan terbaik terlebih jika bersinggungan dengan warga.
“Mementingkan pola komunikasi bahwa keberadaan warga, keberadaan corporate atau perusahaan dan kegiatan usaha warga itu kan harus semua-nya bisa berjalan. Nah ketika ada satu masalah itu ada satu yang tersumbat yaitu tadi komunikasi,” terangnya.
Hari ini masih kata Deni terbukti banyak sekali yang menghadiri. Ia juga mengetahui bahwa disekitar wilayah tersebut cukup banyak orang-orang yang faham dan mengerti.
“Semoga pola musyawarah atau rembug warga ini bisa tertularkan kewilayah lainnya, kan jadi enak. Konsep keterbukaan kalaupun ada kesalahan-kesalahan mungkin apakah lambatnya Pemerintah atau RT/RW? ya kita buka aja tetapi bukan juga dengan menyerang. Jadi mari kita sampaikan kritik dan koreksi yang bisa menghasilkan solusi membangun demi kebaikan lingkungan. Intinya harus berani untuk berubah kearah yang lebih baik lagi.” pungkasnya penuh harap. (Taufik)