CIAWI, PENAPUBLIK.COM – Penampakan sampah yang berserakan di ruas Jalan Raya Puncak-Ciawi, Kabupaten Bogor menambah kontrasnya pemandangan di kawasan pariwisata ini.
Alih-alih menawarkan sapta pesona yang ada justru kekumuhan yang tersaji di ruas Jalan Nasional tersebut. Penampilan kumuh tersebut mengindikasikan lemahnya pengelolaan sampah di kawasan Bogor bagian Selatan tersebut.
Sungguh memprihatinkan memang. Tentu saja ada banyak faktor sehingga ketidak-elokan ini terjadi.
Menurut Iwan Meichin, Aktivis komunitas Penggiat Pelestari Lingkungan (PEPELING) menyoroti berita yang saat ini viral di medsos terkait berserakannya sampah berbagai jenis seusai lebaran iedul fitri 1444 hijriah disekitaran perempatan Ciawi membuat dirinya prihatin sekaligus miris. Bahkan beberapa waktu lalu sebelum Hari Raya Iedul Fitri tiba, Ia sudah memberi peringatan khususnya kepada dinas terkait yakni UPT DLH Ciawi.
Ia mengatakan yang pertama, Kurang sigapnya UPT terkait dalam pengangkutan dari titik hingga ke TPA Galuga (Bogor Barat).
Kedua, Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tidak memadai sehingga sampah tumpah ruah ke badan jalan.
Hal ketiga, Tidak disiplinnya penguna jalan dalam membuang sampah sehingga berserakan karena di buang sembarangan.
Menurutnya, Harus ada evaluasi serius bagi UPT DLH Ciawi untuk membuat solusi terbaik agar tidak terjadi penumpukan yang lama di penampungan sementara selain lokasinya yang di pinggir jalan tumpukan yang lama juga menimbulkan aroma bau yang menyengat dan berpotensi menimbulkan penyakit bagi pengguna jalan.
Apalagi saat ini bulan puasa dimana aroma menyengat sangat mengganggu terutama dalam keadaan perut kosong.
Selain itu tumpukan yang berserakan juga akan bertambah parah saat terjadi hujan yang mengakibatkan sampah terbawa arus dan bertebaran tidak karuan di sepanjang jalan. Hal ini juga salah satu dampak dari buruk nya drainase di ruas jalan tersebut,” papar Meichin sapaan akrabnya.
Untuk itu kata Meichin, Pemkab Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup dan DKPP harus sesegera mungkin memperbaiki bahkan membuat solusi agar tidak menimbulkan persoalan yang lebih serius dikemudian hari.
“Harapan saya semoga UPT DLH dan DKPP dapat duduk bareng guna mengambil langkah kongkrit secepatnya agar kekumuhan ini tidak berlarut larut. Sebenarnya ini sudah berlangsung lama harusnya sudah ada solusi jika ditangani dengan serius. Kekurangan armada angkut yang selama ini jadi alasan harusnya juga bisa diatasi dengan pembagian sheef selain pengadaan armada tambahan baru yang memerlukan alokasi anggaran yang tidak sedikit.
Dibutuhkan tindakan serius, solutif dan efektif,” tuturnya.
Dilain tempat, Marno, Pengawas UPT DLH wilayah Ciawi via whatsapp pribadinya mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang ijin cuti untuk pulang Kampung.
“Saya udah ijin ke Kepala UPT DLH karena hari ini saya pulang Kampung dulu,” singkatnya.
Sementara itu hingga berita pertama dan selanjutnya terkait hal tersebut, saat konfirmasi kepada Camat Ciawi, yang bersangkutan belum bersedia menjawab.
Namun demikian, Disalah satu Whatsapp Grup memberikan tanggapan bahwa dengan kejadian tersebut akan dilakukan bebersih diseputaran Ciawi akibat berserakannya sampah usai Iedul Fitri 1444 hijriah.
“Untuk kang Topik, tolong jangan dibuat berita terus kang, punten ini mah. Hari ini kita akan bersihkan tenang saja.” tandasnya. (Fik)