CIAWI, PENAPUBLIK.COM – Diteras rumah sederhananya sepasang suami-istri yang bernama Sudin dan Titi yang tinggal di Kampung Ciaul RW 06, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Nampak terlihat tengah mengisi aktivitas kesehariannya dengan membuat anyaman dari bambu untuk dijadikan wadah (tempat-red) ikan kemudian dijualnya ke pasar terdekat.
Jari jemari tangannya cekatan menganyam satu per satu bilah bambu yang telah dipotong tipis-tipis hingga menjadi tumpukan wadah ikan yang biasa ditemui dan dipakai oleh para penjual ikan dipasar-pasar tradisional.
Geliat pengrajin berbahan bambu memang mudah dijumpai terutama di Kampung Ciaul dan sudah berlangsung sejak lama demi menopang perekonomian warganya sejak puluhan tahun yang lalu, seperti halnya apa yang dilakoni oleh Mak Titi dan suaminya.
Titi (54 tahun), Ia mengaku sudah melakoni kerajinan tersebut sejak awal membangun rumah tangga dengan suaminya, terhitung sekitar 20 tahun yang lalu.
“Udah lama, sejak awal nikah sama suami dulu sekitar tahun 1984,” terangnya.
Hasil yang telah dibuatnya biasa dijual langsung ke pasar tradisional setiap seminggu sekali dimana saat stok bambu-bambu bahan yang dimilikinya sudah selesai dianyam secara keseluruhan.
“Iya, Paling Bapak aja yang jual ke Pasar sendiri, itu juga kalau udah banyak hasil anyamannya, kalo sedikit-sedikit mah habis sama ongkos soalnya naik angkotnya dibawah,” tambahnya.
Berhubung Ia pergi ke pasar selepas maghrib dan lokasi rumah yang cukup jauh dari jalan utama, dimana bisa menemukan angkutan perkotaan (angkot) maka sering kali suaminya terpaksa jalan kaki menuju perhentian angkot di Desanya.
“Kan si bapak naik angkot, jadi kalau kepasar biasanya malem itu juga jalan kaki sambil bawa anyaman, biasanya berangkat habis magrib,” tuturnya.
Sementara itu menurut Deni S, Kepala Desa Cibedug, Saat dimintai tanggapannya terkait pengrajin anyaman bambu dijadikan besek ikan diwilayah Desa-nya, Ia mengaku sangat mengapresiasi dan akan berupaya mendorong hal tersebut baik ketingkat Daerah maupun Pemerintah Pusat.
“Saya apresiasi geliat warga Cibedug seperti pengrajin besek ikan, Sehingga itu mampu membantu meningkatkan taraf ekonomi artinya bisa menjadi pundi-pundi rupiah. Bahkan saya mendengar penjualannya sudah keluar Daerah termasuk ke Jakarta.” pungkasnya.
Tidak adanya moda transportasi umum di wilayah tersebut nampaknya adalah hal yang patut menjadi perhatian oleh Pemerintah setempat untuk memudahkan warganya, Terutama bagi para pengrajin anyaman bambu yang terus bertahan hingga sudah melekat dan dikenal geliatnya hingga kini. (Adeas/Taufik)