Berita 20190108010122 Penapublik.jpg
Read Time:1 Minute, 15 Second

Bogor, PenaPublik.com – Pemberitaan terkait kasus prostitusi online yang menimpa artis Vanessa Angel masih ramai dibicarakan hingga saat ini. Wajah, nama lengkap, bahkan identitas keluarganya pun tak luput dari sorotan pemberitaan, sehingga Vanessa Angel menjadi bullying di berbagai media sosial beberapa hari ini.

Namun terkait pemberitaan tersebut, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyesalkan sejumlah pemberitaan yang malah mengeksploitasi perempuan, dalam hal ini Vanessa Angel.

“Komnas Perempuan menyayangkan ekspose yang berlebihan pada perempuan (korban) prostitusi online, sehingga besarnya pemberitaan melebihi proses pengungkapan kasus yang baru berjalan,” tutur, Mariana Amiruddin, Komisioner Komnas Perempuan, pada Selasa (8/1).

Oleh karena itu, sambung Mariana, pihak Komnas Perempuan menilai media terlalu mengeksploitasi Vanessa, bahkan memberikan berbagai informasi yang tak perlu disampaikan kepada publik mengenai Vanessa.

“Sampai pemilihan judul yang pada akhirnya membuat masyarakat berpikir dan berasumsi bahwa dia pantas untuk dihakimi, Sebaiknya media menyesuaikan kode etik jurnalisme dan memahami situasi,” pintanya.

Masih menurut Mariana, Ia menambahkan tidak hanya pihak Vanessa saja yang terus diungkap dan diekspose media, tapi pihak pemesan dan mucikari juga perlu dikejar, terutama informasi dari pihak kepolisian. Pihaknya juga telah melakukan analisis terkait konteks kekerasan terhadap perempuan yang berhubungan dengan industri prostitusi atau perempuan yang dilacurkan.

“Mereka yang terjerat prostitusi umumnya adalah perempuan korban perdagangan orang, perempuan dalam kemiskinan, korban eksploitasi orang-orang dekat, dan perempuan dalam jeratan mucikari, bahkan bagian dari gratifikasi seksual,” terangnya.

Sejumlah faktor itu dapat juga terjadi meskipun perempuan yang menjadi obyek prostitusi adalah kalangan artis.

“Sekalipun dalam level artis, kerentanan itu kerap terjadi.” tandasnya.

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fourteen + eleven =