Cisarua, PenaPublik.com – Libur panjang sekolah dan week end membuat jalur Jalan Raya Puncak mengalami kemacetan panjang bahkan sangat luar biasa. Pasalnya bukan hanya di Jalan Raya saja kemacetan itu terjadi akan tetapi di Jalan perkampungan atau alternative pun kepadatan kendaraan mulai dari bus pariwisata, kendaraan roda empat dan roda dua.
Nampak terlihat sejak pagi hari hingga pukul 00.30 WIB dibeberapa titik wilayah terjadi kemacetan yang begitu parah. Bahkan kendaraan dari arah Gadog hingga Cipayung maupun sebaliknya sempat mengalami stuck (macet) alias tidak jalan, orang-orang yang berkendara sempat keluar dari kendaraannya masing-masing.
Sebuah bus memasuki salah satu pelataran parkir Hotel Pesona Anggraeni, saat jarum jam menunjukkan pukul 23.30 WIB seketika para penumpang bus itupun berhamburan keluar sambil berdesakan. Dan nampak terlihat raut muka kelelahan dari para penumpang bus tersebut, tak lama kemudian sang sopir bus keluar dan mendekati pos jaga sekurity hotel.
“Bener-bener parah, padahal kami berangkat dari Jakarta sejak pagi hari pukul 08.00 WIB, Tapi ini baru sampe tujuan. Macetnya gak kira-kira, Sampai tadi sore sekitar pukul 15.00 WIB sempat berenti total dan banyak penumpang yang keluar dari bus,” ujar sopir sambil geleng-geleng kepala.
Jika diperhatikan ucapan sopir bus tersebut kenyataannya memang demikian adanya. Sejak Sabtu pagi (07/07/2019) kemacetan jalur Jalan Raya Puncak memang tak terkendali.
Disisi lain, Yudi, salah seorang warga Kampung Pasanggrahan, Cisarua nampak baru saja turun dari sebuah Angkutan Kota 02 jurusan Sukasari – Cisarua. Yudi memang setiap hari bekerja ke Kota Bogor hanya mengandalkan angkot, Saat ditanya dirinya merasa kesal karena hingga larut malam ini baru sampai rumahnya.
“Duh biasanya tak separah ini macetnya, Mulai dari Tajur hingga Cisarua kemacetan bener-bener menyesakkan dada. Kasian warga Puncak lainnya yang setiap hari cari nafkah mengandalkan angkutan Kota seperti saya ini. Udah gitu ongkosnya naik jadi 20ribu yang biasanya dari Cisarua ke Sukasari itu 8 hingga 10ribu, Ini jadi dua kali lipat ongkosnya. Sampai kapan terus-terusan begini, mana Saya mah hanya karyawan biasa.” pungkas Yudi bertanya-tanya.
Reporter : Taufik Hidayat