20201021070046.jpg
Read Time:2 Minute, 42 Second

Cisarua, PenaPublik.com -Kesiapsiagaan dalam upaya menghadapi banjir dan longsor dikawasan wisata Puncak terutama dititik nol menjadi perhatian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Bersama rombongan, Mantan Panglima Kodam III Siliwangi didampingi Danjen Kopasus Mayjend Muhamad Hasan, Wakil Gubernur UU Rizhanul Ulum, Bupati Bogor Ade Yasin, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Wali Kota Bogor Bima Arya, BPBD Kabupaten Bogor dan pejabat lainnya melakukan penamanan ribuan bibit vertiver dan pohon keras oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua pada Selasa (20/10).

Penghijauan di titik nol hingga rehabilitasi sepanjang Sungai Ciliwung ini karena selain sering terjadi kerusakan lingkungan hidup dan adanya pembuangan limbah serta sampah, Bahkan hulu Sungai saat ini diibaratkan menjadi tempat pembuangan sampah terpanjang.

Doni menjelaskan, Penanaman ribuan bibit pohon di Telaga Saat, Kecamatan Cisarua yang ditanam hari ini bersama para relawan pecinta lingkungan hidup diharapkan menjadi inspirasi bagi banyak komunitas hingga secara bersama-sama bisa menjaga keberadaban Bangsa Indonesia.

Kepala BNPB Saaat Memberikan Bibit Pohon Kepada Bupati Bogor Secara Simbolik

“Jadi mari kita jaga mata air Sungai Ciliwung ini agar kedepan tidak menjadi air mata karena ada diantara kita yang menjadi korban bencana alam,” ucapnya saat jumpa pers.

Agar kerusakan lingkungan hidup tidak terjadi terlalu parah kata Doni, Maka bersama-sama seluruh komponen harus membentuk Satuan Tugas (Satgas) lingkungan hidup.

“Iya dalam hal ini tentu Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian menyusur Sungai maupun menjaga kelestarian lingkungan hidup, oleh karena itu kita harus bentuk Satgas Lingkungan Hidup mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa hingga RW dan RT,” terangnya.

Doni menghimbau sekaligus berharap warga masyarakat turut andil dalam membenahi Setu, Danau, Telaga maupun Sungai. Terlebih lagi jika airnya bersih bisa dimanfaatkan untuk ditanami ikan sehingga akan menambah perekonomian juga bagi masyarakat sekitar.

“Kalau telaga, setu atau Sungainya bersih kan bisa ditanami ikan minimal bisa menambah asupan gizi, selain itu tempat-tempat itu bisa juga menjadi objek wisata hingga menambah pendapatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu Bupati Bogor, Hj Ade Yasin saat ditemui wartawan Ia mengaku tidak hanya Sungai saja yang tercemar, juga terjadi alih fungsi lahan di wilayah hulu seperti di kawasan wisata Puncak ini.

“Terkait penertiban bangunan liar, Kami butuh bantuan Pemerintah Pusat tentunya karena apa yang terjadi di hulu seperti kawasan Puncak ini pun setidaknya berpengaruh kewilayah hilir seperti DKI Jakarta. Dan kami setuju untuk melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup khususnya diwilayah Kabupaten Bogor terutama Puncak sebagai hulu,” paparnya.

Ia menambahkan dalam penertiban bangunan liar atau yang diduga melanggar aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan garis sepadan Sungai ini juga butuh peran serta dari pemilik lahan.

“Iya, Kalau bangunan liar itu ada di lahan Perhutani, PT Perkebunan Nusantara VIII ataupun pemegang Hak Guna Usaha (HGU) tentunya kita butuh mereka karena fungsi pengawasannya ada di mereka, kalau untuk pendataan bangunan liar saya sudah menugaskan Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) serta Satpol PP,” jelasnya.

Masih kata Ade selain di aliran Sungai Ciliwung, rehabilitasi sungai ini juga dilakukan di Sungai Cileungsi, Sungai Cisadane, Sungai Cikaniki, Sungai Cidurian, Sungai Cikeas termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisarua dan lainnya yang ada di Kabupaten Bogor.

“Rehabilitasi Sungai Ciliwung ini menjadi contoh untuk dilakukan di sungai-sungai lainnya yang ada di Kabupaten Bogor.” pungkasnya.

Reporter : Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − 18 =