Gagas K2ok Juweni Sanguan Hasil Karya Itu Keindahan Yang Tak Ternilai Harganya.jpg
Read Time:1 Minute, 24 Second

Bogor, PenaPublik.com – Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia sebagai wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa/ Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam yang telah ada.

Dalam upaya melaksanakan dan menjalankan salah satu unit program kerja Karang Taruna Kabupaten Bogor, khususnya bidang Seni, Budaya, Olahraga dan Kerohanian, Juweni atau biasa disapa ‘Eyang Sanguan’ mencetuskan satu terobosan atau gagasan baru yakni unit kerja K2OK.

K2OK yang berarti kepanjangan dari Kesenian, Kebudayaan, Olahraga dan Kerohanian merupakan unit kerja yang Ia kawal saat ini sebagai pengurus di Karang Taruna Kabupaten Bogor.

“Iya K2OK sebagai wadah bagi para seniman, budayawan, pecinta olah raga dan kerohanian yang strukturnya akan di isi oleh para pelaku dan konseptor muda di bidangnya yang mau melakukan dan berbuat untuk Kabupaten Bogor sebagai ajang untuk pengembangan potensi diri dan berkarya,” paparnya kepada PenaPublik pada Sabtu malam (7/11).

Juweni menambahkan, K2OK dalam gagasannya tersebut diharapkan nantinya mampu memberikan peluang dalam berkarya, efektivitas dalam berimajinasi, improvisasi dan juga berinovasi positif.

“Secara pribadi saya yakin disetiap masalah ada potensi yang bisa dimanfaatkan dan potensi itu bisa memberikan solusi dari masalah. Inilah yang harus dilakukan oleh para jiwa muda yang ingin berkarya, jangan pernah takut untuk berkarya karna karya itu memberikan keindahan yang tak ternilai harganya.” pungkas Juweni yang sering terlihat memakai ikat kepala atau totopong khas Sunda.

Reporter : Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifteen − 10 =