BOGOR, PENAPUBLIK.COM – Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan pemandirian manusia secara sistematis, agar siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Menjalani kehidupan secara bertanggungjawab berarti berani mengambil keputusan yang bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.
Demi cita-cita yang mulia itu, pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan
religiusitas, kecakapan, ketrampilan, kepekaan dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan kehidupan umat manusia.
Kuliah Kerja Nyata atau KKN adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu serta Daerah tertentu di Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua Bulan dan bertempat di daerah setingkat Desa.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap Perguruan Tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
KKN Social Youth UNUSIA , Dalam rangka acara Pembukaan Kegiatan Tim Kuliah Kerja Nyata Social Youth Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (KKN Social Youth UNUSIA) memilih Kampung Mulyasari sebagai tempat pengabdian masyarakat untuk membangun Desa Mandiri.
Kelompok KKN Social Youth beranggotakan 13 mahasiswa, terdiri dari 6 Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan 7 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Ekonomi Daerah Kampung Mulyasari” pada Jumat 18 Februari 2022.
Kedatangan Tim KKN Social Youth yang ditempatkan di Kampung Mulyasari Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor disambut hangat oleh perangkat Desa setempat. Kegiatan pembukaan KKN ini dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Perangkat Desa turut hadir sebagai tamu undangan, tujuan hadirnya perangkat Desa dalam acara pembukaan adalah untuk memberikan gambaran terkait Kampung Mulyasari sebelum Mahasiswa KKN dari UNUSIA menjalankan program kegiatan yang sudah direncanakan untuk direalisasikan pada masyarakat Kampung Mulyasari.
Menurut Fahmi Fadilah, Ketua kelompok KKN Social Youth pada sambutannya menuturkan bahwa Kampung Mulyasari memiliki beberapa hal yang perlu dibenahi seperti kualitas pendidikan, ekonomi dan fasilitas infrastrukturnya. Sedangkan Kampung Mulyasari memiliki potensi yang pantas dikembangkan karena letaknya sangat strategis untuk mengembangkan ekonomi dan pariwisata serta mampu menghasilkan Sumber Pendapatan Akhir Desa (PAD) secara mandiri.
“Sebagian besar mata pencaharian warga Kampung Mulyasari bersandar pada sektor pertanian. Pertanian ini sudah digeluti puluhan tahun oleh Masyarakat di Kampung tersebut. Namun, keterbatasan dalam pengelolaan hasil tani tersebut masih dirasakan hingga sekarang karena kurangnya alat penunjang pengelolaan hasil tani, tidak hanya itu saja kualitas pendidikan yang masih rendah sebagai salah satu dampak dari ketertinggalan infrastruktur pembangunan di Kampung Mulyasari sangatlah disayangkan,” paparnya.
Turut juga dibahas mengenai potensi yang ada di Kampung Mulyasari, berbagai masukan dan pesan yang disampaikan kepada Tim KKN Social Youth selama mengabdi di Kampung Muyasari serta apresiasi yang diberikan oleh Sekretaris Desa Sukamulya karena Tim KKN Social Youth karena dinilai mampu melihat keterbatasan dan berbagai potensi yang dimiliki oleh Kampung Mulyasari untuk dilakukan penyuluhan dan pemberdayaan.
Tim KKN Social Youth berharap sambutan hangat ini menjadi awal yang baik untuk kegiatan KKN sekaligus dapat memberikan kontribusi maksimal dalam kegiatan non-fisik seperti pengabdian tenaga pengajar dan edukasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan ekonomi Kampung Mulyasari.
Sebagai informasi tambahan pembukaan KKN Social Youth turut dihadiri oleh Sekretaris Desa Sukamulya beserta staf, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sukamulya, Ketua Dusun 01, Ketua RW 01 Sukamulya, Badan Usaha Milik Desa, Majelis Ulama Indonesia, Karang Taruna Sukamulya, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama serta tokoh masyarakat setempat. (Redaksi).