0 20230103073600.jpg
Read Time:2 Minute, 34 Second

MEGAMENDUNG, PENAPUBLIK.COM – Saat diatas panggung Puncak Festival, Iwan Setiawan, PLT Bupati Bogor menyayangkan sedikitnya Kepala Desa yang hadir dalam acara besutan PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia) tersebut.

Menurutnya, Kawasan Puncak itu mencakup 3 Kecamatan dengan Puluhan Desa, mempertanyakan ketidakhadiran Kepala Desa yang lain, terutama wilayah Kecamatan Cisarua.

Memperhatikan sekitar lokasi acara, Ia sadar bahwa hanya ada 2 orang Kades yang dilihatnya dan ikut meramaikan kegiatan dengan tema berbau sosial itu.

“Puncak itu dari Ciawi, Megamendung, dan Cisarua. Tapi saya bingung Kades yang hadir cuma 2, yang lain warga Puncak bukan? Apalagi Cisarua eweuh pisan (enggak ada sama sekali),” ujarnya.

Belum ada informasi lebih apakah acara tersebut mengundang semua Kepala Desa di ketiga Kecamatan itu, Namun nampaknya Plt Bupati Bogor itu nampak sedikit kecewa, terdengar dari ungkapannya.

Dalam kesempatan tersebut itupun Ia juga mengatakan bahwa masyarakat puncak kebingungan saat libur mau kemana, meski nyatanya di Puncak banyak sekali destinasi wisata dan vila.

Mobil Multifungsi Ala Transformers Yang Dimiliki Disparbud Kabupaten Bogor.

“Masyarakat Puncak itu kalau libur suka bingung mau ke mana, kalau ke vila cuma sampai pager, karena yang punya hajat di vila itu yang nyewa vila. Orang puncak hanya melihatnya di pagar,” jelasnya.

Namun demikian, Apresiasi Ia sampaikan kepada PHRI dan berharap sosialisasi kedepannya bisa terus dilanjutkan.

“Kami apresiasi apa yang digagas oleh PHRI Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan sosialisasi kedepannya lebih bagus dan kita baru pertama. Insyaallah ke depan mudah-mudahan dilanjut,” imbuhnya.

Sementara itu Boboy Rusmanto, Ketua pelaksana Puncak Festival PHRI mengaku bahwa acara tersebut sudah digagas jauh-jauh hari dan ini merupakan langkah awal serta berharap jadi kegiatan rutin tahunan menjelang pergantian tahun.

“Bahkan sebenarnya kita menggagas tidak se-ideal seperti apa yang sudah kami laporkan Pak Iwan, punten (maaf-red) karena ada satu dan lain hal bahkan salah satunya mungkin ketika pemberlakuan Car Free Night dari jam 6 sore hingga pukul 6 pagi bisa dimanfaatkan kegiatan masyarakat Puncak atau bagi para wisatawan dari luar. Ini cita-cita kami sedari awal sebenarnya, Bahkan berharap mungkin ini bisa diadakan ditahun mendatang. Kami minta maaf jika kegiatan awal ini tidak sesuai dengan harapan yang didambakan warga Puncak,” paparnya.

Hal senada dikatakan H. Juju Junaedi, Ketua PHRI Kabupaten Bogor, menurutnya bahwa PHRI hanyalah inisiator keinginan dan aspirasi dari warga masyarakat dikawasan Puncak.

“Puncak jangan hanya dijual dengan macetnya saja ya Pak, Lebih dari itu kawasan Puncak memiliki potensi wisata yang luar biasa. Mudah-mudahan acara seperti ini bisa didukung, baik oleh Pemkab Bogor, Provinsi maupun Pemerintah Pusat kedepannya.” tandas Juned sapaan akrabnya.

Menariknya, Panggung Puncak Festival PHRI 2022 itu sendiri memakai kendaraan seperti mobil ala transformers yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bogor.

Bahkan dalam sambutannya, Plt Bupati Bogor menuturkan bahwa mobil tersebut simple, ketika dibuka semua alat sudah tersedia.

Jenis kendaraan tersebut kata Iwan seperti bus tiga perempat.

“Semoga bisa menginspirasi bahwa Pemkab Bogor begitu peduli terhadap seni, budaya dan kreatifitas masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang tingkatnya tidak terlalu besar bisa gunakan kendaraan ini yang bisa mobile asal aksesnya bisa dilalui. Masyarakat di Kabupaten Bogor pun bisa menggunakannya dalam kegiatan yang lain.” pungkasnya. (Fik/Adeas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 − 4 =