Cisarua, PenaPublik.com – “Kita jaga alam, Alam jaga kita. Saatnya kita bertanggung jawab pada sampah kita sendiri. Mulai hari ini stop buang sampah sembarangan, stop buang sampah dipinggir jalan dan di Sungai, mari kita jaga alam kita semua,” pinta salah seorang koordinator aksi dalam orasinya dipinggir Jalan Raya Puncak depan Kantor Kecamatan Cisarua saat menggelar Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), pada Sabtu (23/2).
Pun berbagai tulisan berupa ajakan dan himbauan menghiasi spanduk-spanduk yang dibentangkan oleh para kader ecovillage Kecamatan Cisarua, namun nampaknya hal tersebut seolah itu hanya slogan-slogan kosong yang masih jauh dari harapan.
“Hanya seolah peduli nampaknya dan masih jauh dari harapan, Edukasi di tingkat warga saja masih kalah jauh sama relawan. Saya belum pernah lihat dan dengar ada pencerahan dari Dinas ditingkat warga yang notabene produsen sampah dan nyaris tidak ada sosialisasi,” kata Iwan Meichin, aktivis Puncak, via pesan Whatsappnya pada Minggu (23/2).
Oleh karena itu masih kata Iwan, Jika bicara urusan sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan diskusi apalagi seremoni. Harus ada eksekusi dan 5 aspeknya yang mencakup Hukum, Lembaga, Dana, Sosial Budaya dan Teknologi itu harus dijalani.
“Seharusnya ini dijadikan momen yang tepat untuk memberikan pencerahan tentang tata kelola sampah yang baik dan benar, bukan hanya sebatas seremonial dan retorika belaka,” ujar Pria yang suka tampil ala Ustadz tersebut.
Sementara itu menurut Dudi Abdi Negara, warga Kelurahan Cisarua salah satu pegiat Pepeling mengatakan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap sampah masih minim, yang sudah ada pun belum bisa menyelesaikan masalah.
“Dilingkup Kecamatan Cisarua saja sudah ada beberapa Desa yang memakai Tekhnologi Tepat Guna (TTG) dari Pak Kusnadi yang nilainya ratusan juta rupiah per Desa dan itu terjadi 1 hingga 2 tahun lalu. Kemudian beberapa Desa juga sudah support dana puluhan juta bagi pengurus Ecovillage di Desanya masing-masing, belum lagi dari anggaran APBD akan tetapi hal itupun belum juga bisa menyelesaikan masalah ditambah lagi tingkat kepedulian masyarakat masih minim,” paparnya.
Dudi menambahkan, Dirinya mengaku saat ini mayoritas masyarakat lebih tertarik dengan isyu-isyu berskala Nasional, terutama menjelang Pilpres seperti sekarang ini.
“Padahal dengan di transfernya Dana miliaran rupiah dari APBN bagi Desa, tiada lain adalah untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan dasar di masyarakat seperti sampah, pengangguran, pendidikan dan juga kesehatan.” pungkasnya.
Dalam acara yang digagas Ecovillage DAS Ciliwung tadi siang, berbagai kegiatan dapat terlaksana dengan lancar meskipun nampak tidak terlihat para pejabat wilayah baik Kepala Desa dan instansi kepemerintahan lainnya.
Reporter : Taufik Hidayat