Das Cisarua Sudah Tercemar Dan Kotor, Butuh Perhatian Serius1
Read Time:1 Minute, 56 Second

Cisarua, PenaPublik.com – Momentum 23 Juni 2019, Dimana KLHK RI bersama para pegiat ecovillage dan komunitas serta unsur Kepemerintahan menggelar aksi bebersih Sungai Ciliwung yang dilakukan secara serentak di 33 Kecamatan disetiap titik wilayah mulai dari hulu, tengah hingga hilir merupakan kegiatan positif dalam rangka upaya pengendalian dan pengelolaan kelestarian DAS Ciliwung.

Di kawasan wisata Puncak, Ada salah satu anak Sungai yang konon katanya menurut cerita orangtua terdahulu hingga sekarang belum berganti nama dan masih melekat hingga kini yakni Sungai Cisarua yang mengalir disekitaran Taman Safari Indonesia (TSI), Dahulu lebih terkenal air tersebut berasal dari Curug Jaksa, Desa Cibeureum hingga turun kebawah melintasi Desa Citeko dan Desa Kopo, Kecamatan Cisarua.

Sungai Cisarua yang dulu indah dipandang mata, Warga sekitar melakukan aktivitas seperti mencuci, mandi dan aktivitas lainnya diarea itu namun kini yang tinggal hanyalah kenangan saja.

“Ya dulu mah sewaktu saya masih kecil suka mandi dan berenang disitu bersama temen-temen, Tapi sekarang
kondisinya sangat memprihatinkan dengan dipenuhi sampah berbagai jenis dikanan,tengah dan kiri Sungai. Entah siapa yang memulai belum lagi sampah-sampah dari Pasar Cisarua,” tutur Ade warga sekitar.

Warga bersama komunitas Pepeling bebersih Sungai Cisarua yang tercemar sampah

Yang lebih parah kata dia, pembuangan bangkai hewan seperti ayam dan yang lainnya acapkali dilihatnya sehingga air Sungai disini benar-benar sudah sangat tercemar.

“Darah dan bangkai hewan banyak yang dibuang ke kali ini sehingga menjadi sangat tercemar dan jelas udah nggak sehat,” keluhnya.

Hal senada dikatakan Suhendar, Ketua RT 03 RW 01, Desa Citeko saat aksi gerebeg sampah ikut bareng-bareng bersama komunitas Pegiat Peduli Lingkungan (Pepeling) mengaku sudah beberapa kali mengingatkan warganya agar jangan sampai membuang sampah ke Sungai, Namun ia dan warganya tak bisa berbuat banyak manakala di Kampung Legok Huni yang dihuni oleh sekitar 250 KK tersebut hingga kini belum ada sama sekali Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Komunitas Pepeling Lebih Memilih Membersihkan DAS Cisarua

“Sekarang di Sungai ini jangankan buat mandi atau cuci, ngeliatnya aja jijik, banyak kotoran di mana-mana, apalagi sampai ada bangkai ayam dari pasar yang ngalirnya ke sini,” kata Suhendar. Sebetulnya warga kami menginginkan sungai Cisarua itu kembali bersih. Makanya kami selalu sampaikan ke Desa dan Kecamatan untuk bantuan TPS, tapi sampai sekarang belum juga dibuatkan.” tandasnya.

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × three =