Tabuh Bedug Pasca Idul Fitri Masih Terjaga Hingga Kini
Read Time:1 Minute, 33 Second

Ciawi, PenaPublik.com – Dentuman dan tabuhan suara bedug begitu menggelora dan membahana di dua Desa di Kecamatan Ciawi tepatnya di Kampung Bojong Nyocog atau Citapen Bawah RT 2 RW 06, Desa Citapen dan di Kampung Kambangan Desa Banjarsari.

Dilokasi nampak terlihat suara bedug bertalu-talu ditabuh oleh para penabuh yang notabene warga lokal dan pendatang dari Desa tetangga dengan sangat antusias.
Bedug berjumlah sebanyak 13 buah dengan desain panggung sederhana namun menambah semarak parade dari tabuh bedug tersebut.

Kegiatan dilakukan pasca lebaran Fitri selama kurang lebih satu (1) minggu itu dilakukan setelah ashar dengan jeda waktu maghrib kemudian dilanjutkan setelah isya hingga pukul 03.00 WIB menjelang subuh.

“Iya parade tabuh bedug ini bertujuan semata-mata sebagai perekat kerukunan antar warga terutama di dua Desa yakni Desa Citapen dan Desa Banjarsari. Alhamdulillah kegiatan ini sudah berjalan kurang lebih 30 tahun setelah Hari Raya Lebaran selama satu minggu sebagai puncak acaranya diisi dengan Tabligh akbar,” terang Dahlan, Tokoh Masyarakat sekaligus penggagas kegiatan.

Sementara itu menurut Rahmat, selaku Ketua pemuda Kampung Citapen Bawah mengatakan bahwa kegiatan yang sudah turun temurun dalam rangka mempererat silaturahmi.

“Kulit bedugnya itu sendiri terbuat dari kulit kambing, meskipun agak sulit nyarinya sekarang ini makanya kami stok kulit jauh-jauh hari sebelum lebaran. Alhamdulillah gak ada yang komplain kebrisikan atau gimana dari warga dan yang pasti kegiatan ini juga tidak diperlombakan artinya mengalir begitu saja,” tuturnya pada PenaPublik.

Saat disinggung terkait anggaran biaya untuk kegiatan parade tabuh bedug seperti itu, Asep yang juga tokoh pemuda di Kampung Citapen bawah mengaku bahwa ini murni swadaya warga masyarakat.

“Kami tidak memaksa, Tapi alhamdulillah respon dari warga sangat baik dan mereka tidak merasa terganggu. Karena acara ini secara anggarannya pun murni swadaya dari dan untuk warga, Ya dengan acara seperti ini Kampung jadi ramelah.” pungkasnya.

Sungguh unik dan menarik menjaga tradisi kegiatan seperti ini, bagaimana dengan Desa anda?

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *