Gambar 2024 04 26 144331416
Read Time:3 Minute, 15 Second

CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Patung Dewi Kencana, yang berdiri di kawasan Puncak tepatnya diarea wisata Pakis Hills Ecopark, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor menciptakan polemik berbagai kalangan masyarakat dalam sepekan terakhir ini.

Perancang Pakis Hills Ecopark dan Patung Dewi Kencana, Doddy Priyatno, menjelaskan bahwa patung tersebut merupakan hasil kolaborasi antara dirinya dan seniman asal Gianyar, Bali, yaitu Dalem Ramadi.

Doddy Priyatno diketahui salah seorang putra daerah Puncak Bogor yang belajar di luar Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor menyatakan bahwa patung Dewi Kencana dibuat tanpa asosiasi dengan unsur agama atau budaya yang menyimpang dari adat Sunda.

“Saya menciptakan sesuatu jangan sampai menyimpang juga dari adat-adat lokal, kebetulan saya sama teman yang dari Bali, dia memang pengrajin bambu, kebetulan konsep ini pas karena ecopark inikan berhubungan dengan lingkungan, yang ramah lingkungan,” tuturnya kepada awak media pada Kamis (25/4/2024).

Doddy menjelaskan bahwa patung tersebut tidak permanen dan memiliki filosofi yang mendalam, mengacu pada namanya Dewi yang bermakna ‘perempuan cantik dan agung’ atau dalam bahasa Sansekerta, serta Kencana yang berarti ’emas’ sebagai simbol kekayaan alam murni, seperti kemuliaan, kemakmuran, dan kemegahan.

“Jadi kita buat patunglah dari bahan yang terbuat dari ramah lingkungan, bukan yang sifatnya permanen. Tapi ya menciptakan sesuatu ini juga kita berusaha supaya ada filosofinya juga, nggak menyimpang. Makanya kita tidak ada yang berhubungan dengan politik, apalagi agamisme itu tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi ini bukan hanya bikin patung, berdiri dan kita buatkan juga filosofinya, jadi emang patungnya ini filosofinya juga berhubungan dengan alam. Semua berhubungan dengan alam,” paparnya.

Doddy juga mengungkapkan bahwa tujuan pembuatan patung tersebut adalah untuk menarik minat wisatawan agar terus berkunjung ke Puncak Bogor.

“Puncak ini kan jalur pariwisata dan saya sebagai seniman, putera daerah ingin berkarya mengekspresikan tapi untuk menarik semua wisatawan itu bukan hanya lokal, karena kita itu semua keterbatasan turis paling Timur Tengah. Jadi saya harus berbuat sesuatu agar dapat menarik semua wisatawan tanah air jadi bukan hanya lokal dan Arab tapi semua,” katanya.

Patung Dewi Kencana di Pakis Hills Puncak Bogor menggunakan empat atribut dengan makna yang berbeda:

  1. Mahkota, melambangkan kekuasaan, legitimasi, keabadian, kejayaan, dan kemakmuran.
  2. Pucuk teh, sebagai simbol memuliakan dan kesuburan perkebunan teh di wilayah Puncak Bogor.
  3. Kendi air, dimaknai sebagai harapan dan sumber kehidupan, dalam filosofi Jawa.
  4. Atribut yang dikenakan pada patung Dewi Kencana ini dengan motif yang terinspirasi dari banyaknya pohon pakis di tempat ini yang distilasi menjadi sebuah bentuk ornamen yang sangat unik.

“Jadi dari keseluruhan karya patung Dewi Kencana ini merupakan perwujudan dari alam dan sebagai simbol kelestarian alam agar tetap terjaga dengan penuh harapan, dan tetap memberi oksigen untuk kehidupan. Intinya tidak ada hubungannya dengan agama,” ungkap Doddy.

Ditempat berbeda, Wawan Haikal Kurdi, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor menanggapi isu yang berkembang dalam sepekan terakhir ini terkait patung yang berada diarea wisata Pakis Hills Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua.

Sebagai salah seorang tokoh masyarakat Ia meminta kepada pihak Pakis Hills agar mengikuti saran dari para alim ulama.

“Soal patung yang ada di Pakis Hills itu kan ada di Kampung saya Tugu Selatan ya, ikuti saran dari alim ulama. Hemat saya soal itu mau dikategorikan sebagai unsur seni budaya atau icon Puncak tapi saya dengar bahwa para alim ulama tidak mengizinkan untuk patung itu apapun alasannya kata alim ulama,” urai-nya.

Gambar 2024 04 26 144403542
Patung Dewi Kencana Diarea Wisata Pakis Hills Puncak

Bahkan Ia mempertanyakan pihak owner Pakis Hills bahwa diarea tersebut ada dua pilihan.

“Pakis Hills itu mau jualan menu restoran (cafe) atau jualan patung. Kalau mau jualan cafe berarti patungnya ditiadakan, begitupun sebaliknya jadi ya silahkan memilih,” ujar Wanhay setengah bertanya.

Sementara itu Heri Risnandar, Camat Cisarua menuturkan bahwa pihak Muspika bersama Pol PP dan beberapa tokoh alim ulama Puncak dalam waktu dekat akan berkunjung ke lokasi Pakis Hills.

“Iya kita hari Sabtu 27 April akan kunjungan kesana sekalian survay tapi kalau aspek perijinan sih saya udah konfirmasi, set plan masih proses revisi termasuk SLF nya juga ya kita lihat aja besok saat kunjungan.” pungkasnya. (FIK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *