Cisarua, PenaPublik.com – Diantara hingar bingarnya kawasan wisata Puncak terlebih dalam momentum Idul Fitri 1440 Hijriah tahun 2019 ini, Ribuan orang dengan jenis kendaraan berbeda berbondong-bondong memadati kawasan tersebut sejak H+1 Lebaran Idul Fitri untuk berekreasi di hawa sejuk dan indahnya pegunungan.
Tidak hanya jalur Jalan Raya utama atau Puncak saja kemacetan panjang terjadi akan tetapi Jalan alternative di perkampungan pun penuh sesak oleh kendaraan berbagai jenis, hal tersebut nampak terlihat sejak pagi, siang hingga malam hari.
Namun disisi lain, Ada yang seolah-olah terlupakan oleh hingar bingar dan gemerlapnya Kota pariwisata Puncak yang notabene adalah salah satu penyumbang PAD terbesar di Kabupaten Bogor Tegar Beriman.
Adalah Muhtar, warga Kampung Cijulang RT 05, RW 05, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Ia menjadi salah satu korban terdampak bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa titik wilayah Puncak pada 25 April lalu.
Muhtar tinggal digubug dengan ornamen bilik pada sisi kanan kiri, samping dan depannya itu berukuran kecil yang diisi oleh 13 orang termasuk anak dan cucunya itu sangatlah kontras jika harus dibandingkan dengan hingar bingar serta gemerlapnya Puncak.
Tidak hanya itu, Yang membuat miris siapapun juga pasca diterjang banjir, Gubug Muhtar dan keluarga termasuk tiang listrik disekitarnya terseret oleh dua arus Sungai yakni Ciliwung dan Sungai Cisarua. Secara otomatis sejak saat itu penerangan listrik dirumahnya padam bahkan hingga kini (08/06/2019).
Terlebih bulan suci Ramadhan kemarin, disaat orang lain diluar sana dapat menikmati dan merasakan terang serta gemerlapnya cahaya lampu tetapi disaat itu pula Muhtar hanya bisa mengurut dada serta pasrah pada Sang Ilahi.
“Ya mau bagaimana lagi terpaksa kami saat berbuka puasa dan sahur untuk penerangan hanya dibantu dengan cahaya lilin itupun tidak tahan lama,kami sudah lapor ke orang PLN tapi belum ada tindakan sampai sekarang,” ungkapnya lirih kepada PenaPublik.
Masih kata Muhtar, Disaat kondisi seperti itu dirinya dan keluarga merasa sangat berterima kasih kepada para aktivis sosial dan lingkungan hidup yang ada di Puncak berkali-kali datang dan berkunjung kegubugnya, karena sejauh ini sudah sangat terbantu terutama setelah kejadian bencana.
“Alhamdulillah saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, Saya dan keluarga disini merasa sangat diperhatikan oleh kalian. Terima kasih kepada komunitas PEPELING dan para donatur lainnya yang sudah 7 kali datang memberikan sesuatu yang sangat bermanfaat dan berarti untuk kami, Mudah-mudahan segala kebaikan dari Bapak/Ibu semunya di balas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.” tutur Muhtar didampingi anak istrinya.
Reporter : Taufik Hidayat