Berita 20190213055559 Penapublik.jpg
Read Time:2 Minute, 56 Second

Cisarua, PenaPublik.com – Sengkarut permasalahan di Pasar Cisarua, tak ayal langsung mendapat sorotan dan tanggapan beragam dilontarkan oleh para aktivis Puncak yang memang sejatinya semua mewakili warga masyarakat Cisarua – Puncak.

Bukan hanya menyoroti kinerja pengelola saja, tetapi permasalahan lain seperti bangunan infrastruktur, sistem drainase, kemacetan, lahan parkir, jembatan yang sudah tertutup oleh lapak para pedagang hingga yang paling mengkhawatirkan adanya timbunan sampah yang menggunung terjadi bertahun-tahun tersebut sepertinya sudah berkarat, sehingga mendapatkan perhatian serius terutama oleh para aktivis Puncak yang berkoar-koar di WAg Puncak Ngahiji dan PMBS.

Tim PenaPublik mencoba merepresentasikan beberapa kutipan tanggapan dan komentar tersebut menjadi rilisan berita dengan harapan paling tidak bisa didengar dan diakomodir suara-suara atau aspirasi dari para aktivis tersebut untuk diambil yang positifnya oleh pihak pengelola Pasar Cisarua.

Menurut Mulyana Bram, warga Cibeureum salah satu aktivis Puncak mengatakan bahwa kesalahan yang sebenarnya ada di kita yaitu masyarakat yang tidak tertib, tidak disiplin, tidak taat akan aturan dan lain sebagainya. Dirinya membandingkan dengan kondisi di luar negeri menurut cerita dari temannya yang pernah tinggal disana.

Menurutnya, Masyarakat disana ketika membangun rumah posisinya itu tidak menghadap dan dekat dengan Sungai atau kali karena mereka khawatir juga dengan keamanannya jika suatu saat airnya meluap, disamping itu air limbah dari rumah tangga itu dikelola dengan baik dan mereka komit menjaga kelestarian serta kearifan lokalnya sangat berbeda dengan kita.

“Kalau di kita, Rumah menghadap ke Sungai/kali dan pinggiran kali sekalipun penuh resiko, limbahnya di buang ke kali, bahkan dengan mudahnya sampahpun di buang ke kali. Ini jelas karena tingkat kepekaan dan akibat kurang menjaga keamanan dirinya dengan membangun rumah pinggir sungai akhirnya hanyut terbawa banjir dan arus sungai ketika meluap,” ungkapnya.

Masih kata Bram sapaan akrabnya, yang lebih miris dan ini fakta dilapangan karena dirinya merupakan salah satu pengguna aliran Sungai di wilayah Cibeureum.

“Kondisi itu diperparah lagi di hulu Sungai ada obyek wisata yang sewaktu-waktu limbah binatangnya dibuang ke kali sehingga jika diruntut hal tersebut diatas, kualitas air Sungai di wilayah kita sekarang sudah tidak seperti dulu lagi dengan arti kata sekarang suasananya sudah tidak seperti dulu lagi yang mana kami bisa mandi, renang bahkan mancing ikan di Sungai yang bersih dan jernih tanpa harus menelan limbah kotoran,” keluhnya sambil mengenang masa lalu.

Hal senada diungkapkan Iwan Meichin, warga Cisarua dan juga aktivis Puncak. Selain menyoroti masalah air Sungai yang terdapat di Pasar Cisarua dirinya menyikapi bahwa seharusnya pasar tradisional memiliki sistem pengolahan sampah mandiri.

“Jadi gak perlu nunggu di angkut sama DKP, yang pada akhirnya sampah pasar tersebut terjun bebas ke kali Cisarua. Lihat seperti apa kondisi airnya hari ini? Jika dibandingkan dahulu airnya bersih masih banyak ikan-ikan bahkan sewaktu kecil suka mandi di kali tersebut, namun sekarang hanya tinggal kenangan,” tuturnya.

Tumpukan Sampah di sudut Blok D Pasar Cisarua

Lain halnya yang dikatakan Dudi Abdi Negara, warga Kelurahan Cisarua sama dengan aktivis lainnya menyebut dan menilai kinerja pengelola Pasar Cisarua itu buruk.

“Ngurus Pasar aja ga becus, apalagi lingkup yang lebih luas. Bagaimana mau maju kalau seperti ini,” ujarnya mempertanyakan.

Sementara itu, Teguh Mulyana atau biasa disapa Bowie, Warga Tugu yang juga Ketua Kompepar meminta agar Pasar Cisarua harus segera di revitalisasi dan di renovasi baru kemudian dibenahi pengelolaan sampahnya.

“Iya betul, setelah dibangun baru dikondisikan masalah pengelolaan sampah dan lain-lainnya. Jalin dan libatkan masyarakat yang ada di sekitar pasar Cisarua untuk bermitra, sekarang kita bebankan saja kepada Pengelola Pasar Cisarua khususnya PD. Tohaga agar segera merenovasi dan itu menjadi tugas Pak Eko beserta jajarannya.” pungkas Bowie.

Reporter : Taufik/Nay
Editor : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × four =