CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Santunan kepada puluhan anak yatim sebagai salah […]
CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Puluhan orang yang tergabung dalam Forum Puncak […]
CISARUA, PENAPUBLIK.COM – Memasuki pertengahan Ramadhan 1442 H ini, Sejumlah […]
Meski turun hujan cukup deras dikawasan Puncak pada Jum’at petang (16’10/2020), Tak menyurutkan niat dan langkah dari warga masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban
Dengan suara lantang layaknya orator ulung sambil meneriakkan yel-yel “Kami Bangga Menjadi Orang Puncak”. Azet Basuni, Salah seorang penggagas terbentuknya Komunitas Puncak Ngahiji pada 3 (tiga) tahun lalu dan hari ini tepat di tahun ketiga
Seperti tahun sebelumnya, Di tahun 2019 ini tepatnya di Bulan Oktober warga yang tergabung dalam Komunitas Puncak Ngahiji sedianya akan melakukan hal yang sama yakni kegiatan Rebo Weukasan atau bagi warga Puncak sendiri sering menyebut dengan Lebaran Kupat
Kalimat tersebut menjadi icon dan slogan dari Komunitas Puncak Ngahiji yang dalam dua tahun belakang ini setidaknya sebagai bentuk pengakuan dan identitas diri
Bertempat di Kopilao, Megamendung Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Sekumpulan komunitas yang menamakan diri Puncak Ngahiji yang beberapa hari sebelumnya akan menggelar silaturahmi sekaligus buka puasa bersama terbukti benar adanya
Serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mulai mewabah di Kawasan Puncak, seperti sempat ramai dibahas di Whatsapp Grup Puncak Ngahiji
Sejatinya, Forum adalah wadah atau tempat pertemuan sebuah komunitas yang mempunyai persamaan minat dan tujuan untuk bertukar pikiran suatu topik atau masalah secara bebas yang berkaitan dengan adanya forum tersebut
Pasca Kegiatan Silaturahmi dan Deklarasi Kampanye Damai Pileg dan Pilpres 2019, Para penggagas dan Pendiri Forum Puncak Ngahiji langsung melakukan dialog interaktif sambil diskusi terkait isyu dan permasalahan di wilayah Bogor Selatan atau Dapil 3
Menjelang Pileg dan Pilpres 2019 yang akan datang, Kampanye yang aman, tentram dan damai tidak hanya dilakukan oleh instansi Pemerintahan saja, tetapi oleh masyarakat secara umum
Rebo Weukasan yang menjadi ciri khas dalam budaya sunda dan muncul setiap 1 tahun sekali tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar, maka jika dalam kalender Masehi akan jatuh pada tanggal 07 November 2018