Berita 20181017141216 Penapublik.jpg
Read Time:2 Minute, 32 Second

Cisarua, PenaPublik.com – Berbekal perhatian atas permasalahan di tingkat masyarakat dan melihat hal-hal yang bisa diaplikasikan sebagai solusi dikala jabatan Kepala Desa bisa didapat, Maka Muhamad Iwan Setiawan mengambil keputusan untuk maju di kontestasi Pemilihan Kepala Desa Batulayang pada tahun 2013 silam.

Sadar bahwa saat pencalonannya Ia baru mendapat respon hanya di wilayah RW tempatnya tinggal dan belum dikenal di seluruh pelosok Desa, dengan istilah nekad menjadi modal utama yang mendorong dirinya saat itu.

Memiliki beberapa kegiatan dan aktif sebagai salah satu Tokoh Agama di tempat tinggalnya, namun meski demikian tidak semua warga setempat mengenal sosok orang yang akrab disapa Iwan kala itu.

Ditambah lagi ternyata Ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di kancah Pemerintahan Desa, sehingga acap kali dianggap tidak berkompeten.

Kesempatan berkata lain, dalam perjalanannya Iwan masuk dalam bursa Pilkades Batulayang dan berhadapan dengan calon Kades lainnya. Bahkan diantara dua Calon tersebut merupakan Gurunya saat ia mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD), sehingga bisa dikatakan yang dihadapinya adalah para senior.

Terkait misi dan visi yang dibawa dalam merepresentasikan program bila terpilih sebagai Kepala Desa ialah fokus terhadap Pelayanan Masyarakat. Tiada disangka diantara 4 calon Kades, suara yang diperolehnya lebih unggul dibanding calon lainnya. Sampai tibalah waktu dirinya dilantik sebagai Kepala Desa Batulayang periode 2013 hingga 2019 oleh Rahmat Yasin yang saat itu menjabat Bupati Bogor.

Memulai program dengan judul ‘Saba Warga’, 1 tahun digencarkannya agar menyentuh beberapa hal diantaranya, pelayanan langsung ke setiap wilayah RT dan menginventarisir persoalan admisistrasi di tingkat masyarakat, mulai dari kependudukan hingga pertanahan.

Program Saba Warga yang digelar selama 1 tahun hingga rampung di tahun 2014 memang berdampak pada terjalinnya kedekatan Pemerintah dengan masyarakatnya.

Dengan kultur masyarakat yang masih menjaga identitas budaya dan norma-norma yang ada, warga Desa Batulayang digambarkan olehnya sebagai warga yang cukup melestarikan kearifan lokal meski di Desa ini adalah kawasan wisata yang dikunjungi oleh banyak wisatawan, baik lokal maupun Timur Tengah.

Kades Iwan Setiawan, mencoba melirik kepada kaum milenial yang erat kaitannya dengan dinamika arus dampak modernisasi di semua sisi, Ia berupaya terus memanfaatkan momentum kegiatan kemasyarakatan yang rutin digelar di setiap wilayah Desa Batulayang untuk mennsosialisasikan dan memberi arahan agar tidak terbawa arus negatif.

Muhamad Iwan Setiawan, Kades Batulayang, saat ditemui di kantornya

Setelah hampir menghabiskan 1 periode sebagai Kepala Desa Batulayang, dirinya mengaku masih ada hal yang belum dapat dicapai. Yakni terkait sarana olah raga, seperti Lapangan Sepak Bola yang representatip.

“Segala upaya sudah dilakukan agar lapangan Sepak Bola yang representatip bisa tersedia, Saya sih berharap tahun ini dapat merealisasikannya,” ungkapnya penuh harap.

Dari sekian gambaran melalui bincang-bincang ini, ada satu hal yang diakuinya menjadi motivasi menjalankan tugas sebagai Kepala Desa Batulayang sejauh ini adalah kedekatan antara Pemerintah Desa dengan masyarakat begitupun antara Kepala Desa dengan masyarakat. Kedekatan ini juga menghasilkan interaksi yang baik dan tidak jarang dialaminya hingga tengah malam pun masyarakat tidak sungkan untuk menelpon saat itu memiliki konteks yang tepat dilakukan.

Itulah seorang H. Muhamad Iwan Setiawan yang dirangkum dari hasil bincang-bincang sekilas bersama tim PenaPublik (15/10).

Reporter : Taufik, Adeas

Penulis : Adeas

Editor : Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *