Aktivis Lingkungan Sambangi Kediaman Kijalu Ampb1 Penapublik
Read Time:1 Minute, 59 Second

Bogor, PenaPublik.com – Puluhan orang yang tergabung dalam Komunitas Pegiat Lingkungan dan Karang Taruna Kabupaten Bogor, Mendatangi kediaman Kijalu (H. Lulu), Seorang tokoh masyarakat Pamijahan yang juga merupakan tokoh aktivis senior di Bogor Barat. Kedatangan para aktivis dan Karang Taruna tersebut untuk bersilaturahmi dan diskusi terkait lingkungan terutama persoalan sampah.

Godeg selaku MC mengawali pembukaan dengan apik dan ciamik kegiatan Ngariung Bersama yang disponsori oleh PT. Sumber Cipta Multi Niaga (Djarum) yang beralamat di Jalan Raya Ciawi – Sukabumi KM 1,5, Bogor ini dalam rangka sosialisasi Coklat Kita Jalan Bersih dan Jangan Nyampah Titik, dengan hastage “BuanglahMantan(Sampah)PadaTempatnya”, Juga diisi pula Lomba Kebersihan Lingkungan dan sosial invesment. Dalam kegiatan tersebut dihadiri Budi Cilok sebagai Narasumber sekaligus Ambassador Coklat Kita dan juga Jalan Sehat, Tedja (Komunitas Ciliwung dan Rungkun Awi), Budi Dalton dan Man Jasad. Diisi pula dengan sesi tanya jawab antara narasumber dengan para peserta.

Menurut Wahyu Sudarmono, Koordinator acara mewakili Djarum Coklat Kita mengatakan bahwa selain silaturahmi, Kegiatan ini membawa pesan moral dan sosialisasi program kebersihan lingkungan serta penanganan sampah plastik.

“Semoga ini menjadi awal dan titik yang positif, dilakukan dari hal yang terkecil terlebih dahulu. Kalo bukan dari kita siapa lagi?, Kami isi dengan beberapa lomba seperti kebersihan lingkungan dan sosial invesment,” terangnya, Pada Selasa (01/10/2019).

Kehadiran Budi Cilok Jadi Motivasi Tersendiri

Sementara itu menurut Tedja, Komunitas Rungkun Awi mengatakan bahwa permasalahan sampah di Kabupaten Bogor sudah sangat mengkhawatirkan dan dibutuhkan perhatian yang serius dari Pemkab ditambah lagi permasalahan air terutama air Sungai mulai dari Hulu, tengah hingga hilir.

“Daerah kami di Puncak yang merupakan hulu sudah sangat kesulitan air, Saya bersama temen-temen mulai ada Gerakan Pengurangan Run-Off (GPRO) bagaimana menekan laju air terutama pada musim penghujan dan gerakan pembuatan lubang Biopori. Kemudian kemarin pada 11 September bersama Universitas Indonesia (UI) mulai gerakan menanam pohon akar wangi yang panjangnya bisa sampai 4 meter sehingga akan berdampak baik terhadap air,” paparnya.

Saat ditanya apakah seseorang yang membuang sampah ke Sungai itu sama dengan berbuat dzalim?, Kang Tedja sapaan akrabnya mengatakan bahwa,”Perilaku tersebut sangatlah dzalim bahkan lebih berbahaya sampah dari pada Narkoba. Padahal sejatinya MUI sudah membuat Fatwa haram membuang sampah dan limbah ke Sungai akan tetapi kurang adanya sosialisasi dan edukasi terkait hal itu, Durasi mengingatkan sampah di Hari Jum’at di masing-masing Masjid menurut saya itu sangatlah penting.” tandasnya.

Reporter : Taufik Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *