Read Time:1 Minute, 59 Second

BOGOR, PENAPUBLIK.COM – Hari Sungai nasional yang diperingati tiap tanggal 27 Juli sepertinya belum memberikan dampak positif terhadap kondisi Sungai terutama di kawasan hulu diwilayah Puncak.

Hal tersebut nampak terlihat tampilan badan Sungai saat ini kondisi-nya sama sekali tidak mencerminkan kesadaran serta kepedulian pada ekosistem Sungai dan sempadannya.

Bukan rahasia dan tak mungkin bisa ditutup-tutupi bahwa kondisi Sungai di kawasan hulu terutama Sungai Cisarua yang notabene salah satu Sub DAS Ciliwung kondisinya kian memprihatinkan.

“Padahal Kami dari Komunitas Pepeling secara berkala mengadakan giat beberesih dengan melibatkan berbagai pihak bahkan hingga KLHK kita libatkan. Akan tetapi itu tidak memperbaiki keadaan secara signifikan.
Perawatan, pengelolaan dan pengawasan Sungai memang erat kaitannya dengan kesadaran moral yang tinggi bahkan mungkin ini masuk ranah akidah bagi semua pihak terutama para pemangku kebijakan sudah harus actions melakukan langkah langkah solutif untuk memperbaiki kondisi Sungai Sungai yang ada di kawasan hulu,” ujar Iwan Syafwan, Salah seorang aktivis Penggiat Pelestari Lingkungan (PEPELING) kepada PenaPublik.

Menurutnya, Persoalan Sungai tidak akan pernah selesai dengan ribuan aksi beberesih jika mental dan moral pencemarnya tidak dibenahi.

“Harus ada punishment and reward yang jelas dan dirasakan langsung terutama oleh warga bantaran. Kalau cuma regulasi dan ancaman sangsi tidak akan berpungsi kecuali sarana pendukung-nya difasilitasi,” imbuh Ki Mechin sapaan akrabnya.

Spot-spot pengelolaan sampah kata dia, harusnya tersedia di beberapa titik bantaran.

Sub DAS Cisarua Puncak Kondisinya Masih Sangat Memperihatinka Saat ini, Foto Diambil Pada Rabu (27/7/2022).

“Semoga kita semua segera terjaga untuk mewujudkan mimpi Sungai yang asri. Selamat hari Sungai, Meski hingga kini sungainya belum selamat dan terselamatkan,” ucap lelaki kelahiran Cisarua Puncak tersebut.

Sementara itu menurut Iman Sukarya, Ketua LSM IKKPAS mengatakan terkait kondisi Sungai saat ini sangat memprihatinkan dimana Sungai yang dahulu dipergunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan, Namun hari ini nampak terlihat seperti bak besar yang dipenuhi berbagai jenis sampah.

Bicara Sungai kata Iman, Sejati-nya menjadi tanggungjawab BBWS-CC tetapi dengan adanya program dari Pemerintah, Maka menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan pihak Pemerintah Desa karena sebagian besar yang tinggal dibantaran Sungai itu adalah warga Desa termasuk kaitannya dengan beberapa pemilik villa dan juga hotel.

“Disini perlu dipertegas regulasinya dan batas wilayah bangunan, larangan menebang pohon disepanjang atau sepadan Sungai bahkan mesti diperbanyak penanaman pohon, larangan untuk membuang sampah. Kemudian Pemdes juga Pemkab harus mampu menyediakan sarana dan prasarana untuk penanggulangan masalah sampah disekitar sempadan.” tandasnya. (FIK).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − thirteen =