Berita 20180911040548 Penapublik.jpg
Read Time:1 Minute, 46 Second

Megamendung, PenaPublik.com – Lantunan Takbir, Tahmid dan Sholawat Nabi Muhammad SAW terdengar syahdu yang dikumandangkan secara serentak, berjalan beriringan satu komando dalam barisan saat ribuan warga Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung sambil membawa obor dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1440 H atau 1 Muharram yang jatuh pada hari Senin (10/09/2018).

Dengan melakukan long march para warga berkumpul di depan Kantor Desa Sukagalih sebagai titik start kemudian berjalan kaki sepanjang 5 KM menuju Lapangan Bola Warung Karet Lembah Neundeut Desa Sukagalih, ribuan massa disambut hangat dan meriah dengan tabuhan Hadroh dan nyala kembang api oleh warga lainnya yang sudah datang terlebih dahulu di panggung cukup besar yang sudah disediakan oleh Panitia dan Pemerintah Desa Sukagalih.

Para Tokoh Terlihat Hadiri Acara

Dalam acara penuh nuansa islami,serta kehadiran para habaib, alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat wilayah seperti Muspika Megamendung hingga Anggota DPRD, H. Ricky dan Wakil Ketua DPR RI, H. Fadli Zon pun berkesempatan hadir dalam Tabligh Akbar menyambut Tahun Baru Islam 1440 H.

A. Sudarman, Kepala Desa Sukagalih mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh para undangan dan mengapresiasi atas kinerja para panitia yang sudah mensukseskan terutama warga masyarakat yang sudah berkenan hadir dengan sangat antusias dari awal acara hingga menuju panggung Tabligh Akbar ini.

“Agenda tahunan PHBI ini yang kedua kalinya dilakukan setiap tahun dalam rangka Tahun Baru Islam 1440 H, Mudah-mudahan tahun mendatang semakin meriah lagi meskipun di 2019 saya sudah tidak menjabat. Tetapi siapapun nanti yang jadi Kepala Desa Sukagalih harus mampu mengadakan kegiatan seperti ini,” pinta Sudarman dalam sambutannya di depan jamaah yang hadir, Senin malam (10/09).

Sementara itu Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI, mengatakan bahwa semangat Hijrah adalah semangat perubahan.

“Saya berusaha membawa aspirasi dari masyarakat terutama ummat Islam, tokoh Ulama yang mempunyai hak di Negeri ini supaya hak kita tidak di kriminalisasi dan dipersekusi dalam berpendapat tidak dihalang-halangi,dihadang bahkan dilarang-larang. Kita sudah memilih jalan demokrasi dan di Indonesia dengan 87 persen mayoritas beragama Islam tentu suasana keislaman sangat menonjol, oleh karena itu tidak boleh ada pelarangan, pencegahan dan lain sebagainya terhadap para kiyai dan ulama.” pungkasnya.

(TH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − seven =