Hmi Komisariat Unpak Gelar Diskusi Darurat Pelecehan Seksual Di Lingkungan Pendidikan.jpg
Read Time:2 Minute, 44 Second

BOGOR, PENAPUBLIK.COM — HMI Komisariat Universitas Pakuan Bidang Pemberdayaan Perempuan menggelar diskusi menjelang akhir Tahun dengan tema “Darurat Pelecehan Seksual di Lingkungan Pendidikan”, Kegiatan digelar pada Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WIB (25/12/2021).

Dalam diskusi tersebut menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Wahyu Hidayat Lubis (Founder Boemi Poetra Institute), Nurfajriah (pemerhati isu perempuan) dan Torismayanti (Formateur terpilih Ketua Umum HMI Badko Jabodetabeka-Banten).

Olfi Firda Fitria, Ketua Bidang pemberdayaan perempuan mengatakan bahwa kegiatan diskusi tersebut sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari para kader HMI khususnya Komisariat Universitas Pakuan dalam mewujudkan muslimah yang berkualitas insan cita.

“Adapun tema yang diangkat dalam diskusi itu sebagai keresahan kita terhadap kejadian-kejadian tak beradab yang dilakukan oleh pelaku pendidikan seperti yang banyak diberitakan akhir-akhir ini di berbagai akun media sosial maupun media pemberitaan lainnya, atau bahkan diantara teman-teman menyaksikan langsung perilaku tak beradab ini,” ungkap Olfi.

Lanjutnya Ia menambahkan, Sebelum digelar diskusi tersebut pihaknya sudah membuat platform isu sejak 2019 lalu, Namun demikian karena resources belum terlalu kuat terpaksa vakum sejenak.

“Banyak sebenarnya isu-isu kekerasan dan pelecehan seksual yang marak terjadi akhir-akhir ini seperti kasus Novia Widya dengan Bripda Randy, belum lagi beberapa kasus pada lingkungan pendidikan yakni kasus yang menimpa seorang mahasiswi di Semarang yang dipaksa berhubungan badan oleh dosennya antara tahun 2020 hingga 2021 dan banyak kasus-kasus lainnya yang bisa diangkat kepermukaan,” paparnya.

Kemudian masih kata Olfi kasus Dosen di Aceh diduga lecehkan 3 mahasiswi lewat chat pada tahun 2019. Terjadi juga kasus pelecehan oleh Dosen Universitas Sriwijaya kepada 3 mahasiswi dan pelaku ditetapkan jadi tersangka pada jumat, 10 Desember 2021. Selanjutnya terjadi kasus Dosen Unsri yang lecehkan mahasiswinya di laboratorium kampus pada 28 Agustus 2021.

“Kasus yang tidak kalah menggegerkan publik adalah kasus yang dilakukan oleh Dosen di Universitas Riau yang telah ditetapkan menjadi tersangka pencabulan pada 27 Oktober 2021,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Torismayanti Formateur terpilih Ketua Umum HMI Badko Jabodetabeka-Banten yang juga seorang guru sebagai pembicara pertama menyampaikan pentingnya edukasi seksual sejak dini.

“sex education itu penting dilakuan sejak di bangku sekolah bahkan di lingkungan keluarga,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Wahyu hidayat Lubis, Founder Boemi Poetra Institute, Ia mengatakan pentingnya kampus-kampus khususnya di Kota Bogor untuk segera merealisasikan Permendikbud nomor 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan Perguruan Tinggi.

“Kita sudahi perilaku-perilaku yang tidak beradab yang terjadi akhir-akhir ini di lingkungan Perguruan Tinggi, karena jika tidak ada respon serius dari pihak kampus, moral force seorang berpendidikan dipertanyakan dan dalam waktu dekat kami bersama kawan-kawan Boemi Poetra Insttute akan melaksanakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan isu ini,” bebernya.

Ia menghimbau sekaligus mengajak secara bersama-sama untuk mewujudkan kampus yang sehat.

“Bersama kita lawan predator seks di lingkungan pendidikan khususnya di Kota Bogor,” pintanya.

Sementara itu Nurfajiah, Salah seorang pemerhati isu perempuan menuturkan bahwa belum terjadi pemerataan pengetahuan yang cukup bagi masyarakat menegenai kekerasan dan pelecehan seksual karena minimnya sosialisasi.

“Banyak terjadi pelecehan bahkan kekerasan seksual dalam aktivitas keseharian kita, tapi kadang kita tidak tahu bahwa itu merupakan bentuk pelecehan ataupun kekerasan, sehingga menjadi kebiasaan,” tuturnya.

Menurutnya, pelecehan dan kekerasan seksual dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki.

“Akan tetapi karena bangunan budaya toxic masculinity di lingkungan kita menyebabkan kasus-kasus yang menimpa kaum laki-laki tidak begitu terlihat.” pungkasnya. (Desy/Fik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

thirteen − 12 =