20201031131945.jpg
Read Time:2 Minute, 21 Second

Cisarua, PenaPublik.com – Perhelatan pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak gelombang pertama di Kabupaten Bogor tahun 2020 sudah diambang pintu yang sedianya akan digelar pada 20 Desember mendatang. Selain menuai banyak harapan di masyarakat namun demikian tidak sedikit juga yang bernada pesimistis.

Hal itu terjadi mungkin karena pigur Calon Kepala Desa yang terpilih nanti ternyata tidak mewujudkan janji-janji manisnya saat berkampanye. Ditambah lagi saat ini tantangannya lebih berat. Selain ada beberapa tanggungjawab administrasi yang lumayan banyak, Calon Kades juga dituntut untuk mampu meningkatkan PAD Desa.

Oleh karena itu para Cakades harus mampu memetakan skala prioritas apa yang harus diambil jika terpilih nanti. Artinya calon Kepala Desa harus tahu keunggulan kompetitif apa saja yang bisa dikembangkan jadi sumber PAD Desa yang baru kedepannya.

Gerakan Bebersih Sampah Yang Diinisiasi Pepeling Disungai Cisarua Beberapa Waktu Lalu

Menurut M. Syafwan, Aktivis Puncak yang tergabung dalam Komunitas Penggiat Pelestari Lingkungan (Pepeling) mengatakan ada satu ironi dalam setiap perhelatan Pilkades dibeberapa Desa bahkan nyaris tidak ada cakades yang memaparkan rencana programnya terkait penataan lingkungan hidup, salah satunya sistem pengelolaan sampah baik skala warga maupun korporasi.

“Kebijakan apa yang akan diambilnya kelak jika dia terpilih nanti dan seolah masalah Lingkungan Hidup itu tidak penting, Padahal kita saksikan bersama hari ini betapa pencemaran terjadi dimana mana. Sungai, Got atau selokan hingga jalanan sering kali jadi tempat pembuangan sampah yang menimbulkan kekumuhan dan pencemaran belum lagi masalah lainnya akan timbul,” papar Iwan Meichin sapaan akrabnya kepada PenaPublik.

Dari 9 Desa 1 Kelurahan di Kecamatan Cisarua yang ikut Pilkades kata Meichin yakni Desa Citeko, Berkaca dari kenyataan itu semua, Kemudian muncul harapan dari warga Kampung Pasanggrahan terutama yang tinggal berdekatan disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisarua itu berharap Kepala Desa yang terpilih nanti bisa menyediakan fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).

“Keberadaan Sungai Cisarua yang notabene sebagai Hulu, kondisinya saat ini sudah sangat tercemar oleh berbagai jenis sampah dan ini jadi bahan pemikiran serta pertimbangan serius buat para calon Kepala Desa Citeko, Kecamatan Cisarua khususnya dan cakades lainnya yang ikut kontestasi Pilkades.

Saya yakin jika konsep penataan lingkungan ini dikelola dengan baik oleh Desa dengan melibatkan para ahli baik dari komunitas maupun tenaga profesional, maka Desa tersebut akan jadi Desa berprestasi, dengan sendirinya PAD Desa-nya pun akan meningkat. Karena penataan lingkungan yang baik akan jadi destinasi wisata agro edukasi yang sangat diminati saat ini,” tandasnya.

Sementara menurut Yayat, warga Pasanggrahan lainnya mengaku sejauh ini belum ada satupun bakal calon yang benar-benar serius memiliki kepekaan terhadap lingkungan hidup seperti pencemaran ekosistem disekitar Sungai Cisarua yang sudah semakin parah saat ini kondisinya.

“Pencemaran lingkungan dan permasalahan sampah tak pernah dilirik oleh calon Kades, Belum ada satupun tempat pembuangan sampah yang representatif disana dan hendaknya jangan hanya karena ambisi jabatan serta kekuasaan saja? Saya prihatin dengan kondisi seperti itu dan tak banyak berharap banyak akhirnya.” ungkapnya.

Reporter : Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *